SINETRON PELANGGENG KEKERASAN TERHADAP KELUARGA (BY: UMMU HANANI TARIGAN)

Masih viral sampai dengan saat ini, bagaimana sadisnya rencana pembunuhan oleh Aulia Kesuma terhadap suami dan anak tirinya. Mulai dari upaya meracuni suami melalui suguhan minuman, menyewa pembunuh bayaran, hingga pembakaran barang bukti. Parahnya, inspirasi membunuh itu didapatkannya dari tayangan sinetron yang memang kerap secara tidak langsung mengajarkan tutorial ‘pembunuhan’ lewat adegan-adegannya.

Hal ini mengindikasikan, bahwa efek media massa itu masih ada, sekalipun bersifat terbatas. Percaya tidak percaya, sinetron-sinetron yang tidak sehat ini turut menjadi faktor ‘x’ terjadinya Kekerasan Dalam Rumah Tangga, termasuk yang dilakukan oleh istri kepada suami dan anaknya.

Sebenarnya, perilaku imitatif semacam ini merupakan cerita lama. Dulu, misalnya, heboh pemberitaan Valentino, bocah berusia 5 tahun yang terjun dari lantai 19 apartemen, lantaran meniru tokoh idolanya Spiderman (input screen shot pemberitaan terkait). Artinya, perilaku meniru suatu tayangan tidak hanya dilakukan oleh anak-anak, tapi juga orang dewasa.

Untuk itu, lembaga penyiaran atau PH yang memproduksi tayangan sinetron, perlu meminimalisir tampilan percobaan pembunuhan, dan memikirkan alternatif-alternatif lain untuk menciptakan dramatisasi tayangan, sehingga tidak ada lagi Aulia-Aulia yang lain yang menjadikan sinetron sebagai pelanggeng kekerasan dalam keluarga.

Walhasil, Komisi Penyiaran Indonesia Daerah Provinsi Sumatera Utara menghimbau lembaga penyiaran untuk tetap menjadikan P3SPS sebagai pedoman dalam memproduksi suatu tayangan.

Komentar

Postingan Populer