Model Komunikasi HUB (Hiebert, Ungurait dan Bohn)

Hasil gambar untuk hiebert ungurait and bohn
Model HUB (sumber: www.google.co.id)
Model HUB (dalam Ardianto, dkk, 2007: 31-48) menjelaskan, komunikasi massa tercipta setelah melalui serangkaian komponen, seperti communicator, codes, gatekeepers, mass media, regulators, filters, audiences dan effects. Berikut penjelasannya:
1.      Communicator (Komunikator)
Komunikator dalam media massa adalah setiap pihak yang berkontribusi dalam menerbitkan pemberitaan. Baik itu pemilik media, pemimpin redaksi, redaktur, wartawan dan seterusnya. Merujuk pada model HUB, ada beberapa karakteristik yang harus dimiliki oleh komunikator massa, diantaranya: 1) Daya saing (competitiveness; 2) Ukuran dan kompleksitas (size and complexity); 3) Industrialisasi (industrialization); 4) Spesialisasi (specialization); dan 5) Perwakilan (representation). Karakteristik ini dimaksudkan agar media tetap hidup dan kredibel. Selain itu, komunikator massa atas nama lembaga, bukan atas nama individu sebagaimana terdapat dalam komunikasi antarpribadi.
2.      Codes
Codes merupakan pesan yang disampaikan. Baik dalam bentuk tulisan, suara, gambar, suara dan gambar, serta data dan grafik maupun dalam bentuk lainnya dengan menggunakan media cetak, media elektronik dan segala jenis saluran yang tersedia (UU No. 40 Tahun 1999, Bab I, Pasal I, Ayat 1). Sedangkan, isi media disesuaikan dengan tujuan dan fungsi media itu sendiri seperti sebagai media informasi, pendidikan, hiburan yang sehat, kontrol dan perekat sosial, fungsi ekonomi dan kebudayaan (UU Penyiaran, Bab II, Pasal 4, Ayat 1-2); sebagai media informasi, pendidikan, hiburan, dan kontrol sosial, serta lembaga ekonomi (UU Pers, Bab II, Pasal 3, Ayat 1-2).
3.      Gatekeepers
Dalam dunia jurnalis, gatekeepers lebih dikenal dengan sebutan redaktur yang bertugas untuk menyeleksi pemberitaan, sehingga layak untuk disebarluaskan kepada publik. Dalam proses penyeleksiannya, redaktur merujuk pada UU Pers, KEJ[1], UU Penyiaran, UU ITE[2], dan perundangan lainnya yang terkait. Gatekeepers sekaligus menjadi pembeda mana media yang kredibel dan mana media abal-abal.
4.      Mass Media (media massa)
Menurut Effendi (2002: 72), media massa adalah wadah untuk menyalurkan berita[3] dan/atau informasi kepada orang dalam jumlah yang banyak. Media massa terdiri dari media cetak (surat kabar, majalah[4] dan sebagainya); media elektronik (televisi dan radio); dan media baru (media online).
5.      Regulators
Peran regulator dalam hal ini diamanahkan kepada Dewan Pers untuk mengawasi pemberitaan media cetak dan media siber, dan Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) untuk mengawasi media elektronik (televisi dan radio). Dalam UU Pers, Bab V, Pasal 15, Ayat 2 disebutkan, Dewan Pers melaksanakan fungsi-fungsi sebagai berikut: a) melakukan pengkajian untuk pengembangan kehidupan pers; b) menetapkan dan mengawasi pelaksanaan KEJ; c) memberikan pertimbangan dan mengupayakan penyelesaian pengaduan masyarakat atas kasus-kasus yang berhubungan dengan pemberitaan pers; d) mengembangkan komunikasi antara pers, masyarakat dan pemerintah; e) memfasilitasi organisasi-organisasi pers dalam menyusun peraturan-peraturan di bidang pers, dan meningkatkan kualitas profesi kewartawanan; serta f) mendata perusahaan pers.
Sementara, dalam UU Penyiaran Bab III, Bagian Kedua, Pasal 8, Ayat 3 KPI mempunyai tugas dan kewajiban: a) menjamin masyarakat untuk memperoleh informasi yang layak dan benar sesuai dengan hak asasi manusia; b) ikut membantu pengaturan infrastruktur bidang penyiaran; c) ikut membantu iklim persaingan yang sehat antarlembaga penyiaran dan industri terkait; d) memelihara tatanan informasi nasional yang adil, merata, dan seimbang; e) menampung, meneliti, dan menindaklanjuti aduan, sanggahan, serta kritik dan apresiasi masyarakat terhadap penyelenggaraan penyiaran; dan f) menyusun perencanaan pengembangan sumber daya manusia yang menjamin profesionalitas di bidang penyiaran.
6.      Filter
Filter adalah kerangka berpikir khalayak dalam menyaring pesan. Setiap khalayak memiliki filter yang berbeda, dan filter ini akan memengaruhi mereka untuk menerima atau tidak menerima pesan yang disampaikan media (Hiebert, Ungurait dan Bohn, 1985).
7.      Audiences (khalayak)
Menurut Marshall McLuhan, khalayak merupakan target utama komunikasi massa yang dilakukan secara kontinyu. Khalayak yang pasif akan begitu mudah dipengaruhi oleh konten media, begitupula sebaliknya. Model HUB (dalam Ardianto, dkk, 2007: 43) menjelaskan karakteristik khalayak media massa sebagai berikut:
1.      Khalayak memilih media berdasarkan kegunaan dan kepuasan yang akan didapatkannya. Model ini berkesesuaian dengan model Uses and Gratification.
2.      Khalayak berjumlah besar, meskipun khalayak tersebut tidak diketahui (anonymous) dan tersebar dalam konteks jarak, ruang dan waktu.
3.      Khalayak bersifat heterogen; tidak hanya dalam lingkup jenis kelamin, usia, ideologi, pekerjaan, pendidikan, pengalaman hidup, SARA, cita-cita, status ekonomi dan sebagainya (Effendy, 2002: 23-24). Melainkan juga perbedaan ketertarikan mereka terhadap suatu program/isu pemberitaan.
8.      Effects
Efek yang ditimbulkan penerima pesan media bakal memunculkan feedback (umpan balik). Dalam media cetak, feedback dapat berbentuk surat pembaca yang berisi tanggapan, kritik, saran, dan keluhan atas suatu isu. Sedangkan, dalam media elektronik, feedback dapat berupa telpon interaktif untuk bertanya atau berkomentar atas suatu isu.
Dari beberapa model komunikasi ini dapatlah disimpulkan, bahwa proses komunikasi semakin dialogis dan interaktif, serta sender tidak lagi menjadi pihak yang paling dominan. Setiap tahapan dalam model komunikasi massa memiliki kontribusinya sendiri, untuk menciptakan komunikasi massa yang lebih baik. Sekian. 


[1] Kode Etik Jurnalistik
[2] Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik/ Undang-Undang No. 11 Tahun 2018.
[3] Menurut HUB, berita adalah “apa yang menyebabkan individu mau membayarnya dengan uang dan waktu”. Sementara, dalam pengertian sederhana, berita adalah informasi berbasis fakta dan aktual yang ditulis wartawan, serta disebarkan kepada publik.
[4] Menurut HUB (1979) majalah berawal dari ide Daniel Defoe (Inggris) ketika berada di penjara. Kelebihan yang dimiliki majalah adalah pembahasan isunya yang mendalam ketimbang suratkabar, televisi dan radio, serta full colour. Namun, kelemahannya ialah tidak up to date dan deadline pengerjaannya lebih longgar.  

Komentar

Posting Komentar

Postingan Populer