THE GIFT

Sumber: www.google.co.id

Terkadang disela-sela pekerjaan, aku suka menonton film-film layar lebar, yang kembali dapat diakses melalui You Tube. Salah satu film yang baru-baru ini aku tonton adalah “The Gift”, yang diperankan oleh Reza Rahardian sebagai Hanum; Ayushita sebagai Tiana; Dion Wiyoko sebagai Arie; dan Christine Hakim sebagai Ibu Su’ud. The Gift memang termasuk film drama lama yang diproduksi tahun 2017, dan aku memang tidak terlalu menyimak jalan ceritanya, lantaran memang masih dalam keadaan bekerja. Jadi, sambil mengerjakan tugas kantor, aku lebih banyak mendengarkan audionya untuk menerka-nerka adegan apa yang sedang terjadi. Setidaknya, dalam film ini aku menangkap beberapa adegan yang aku suka, diantaranya:
  1. Aku suka saat Harun berkata, “Aku buta, tapi tidak mati rasa”. Kupikir makna dalam segaris kalimat tersebut termasuk dalaaammm sekali. Kau pasti mengerti maksudku, kan?
  2. Introvert sebenarnya adalah orang yang paling ingin diakui keberadaannya, mungkin pernyataan filsuf Perancis Rene Descartes tentang “Aku berpikir, maka aku ada” (cogito ergo sum) paling tepat disematkan pada perilaku kaum introvert. Terbukti dari Hanum, seorang tuna netra yang memilih menutup diri dari dunia luar dan bergeming dalam kesendirian, tapi kemudian tiba-tiba menjadi begitu terbuka sejak kehadiran Tiana. Ya, tampaknya cinta itu memang merubah segalanya. Aku jadi teringat dengan mantan Duta Besar RI untuk Amerika, Dino Patti Djalal yang menulis dalam bukunya, “I’m a frog till you (istrinya – Rosa Raj Djalal) kiss me”.
  3. Perasaan cinta itu muncul seiring dengan tingginya intensitas hubungan dan perjumpaan. Hal ini terlihat dari kedekatan antara Tina dan Harun yang berujung pada perasaan cinta sama lain.
  4. Cinta itu butuh pengorbanan. Aku yakin bahwa Harun bisa melihat lagi, karena donor bola mata dari Tiana. Hal itu terlihat dari adegan saat Harun berjumpa dengan Tiana di Italia, tapi Tiana tidak bisa melihat Harun yang persis berada di depannya. So, aku jadi teringat dengan video clip Virzha berjudul “Aku Lelakimu”, dengan alur penceritaan yang sama. Diceritakan Virzha rela mendonorkan bola matanya, agar sang kekasih dapat melihat kembali. Kekasihnya baru tahu pengorbanan Virzha itu, setelah mereka berjumpa 1 tahun kemudian pasca operasi. Ya, terkadang kita memang seperti itu, beranggapan bahwa pasangan kita tidak pernah tahu bagaimana sulitnya menjalani posisi kita. Padahal, kitalah yang tidak pernah benar-benar tahu pengorbanan apa saja yang telah dilakukan oleh pasangan kita. Pun, pengorbanan yang telah dilakukan tidak melulu harus diutarakan, kan? Cukuplah Tuhan saja yang tahu, dan cukuplah menjadi rahasia terbesar kita dalam membuktikan kecintaan yang tulus terhadap pasangan masing-masing.
Sekian. (Tepat pukul 16.00 wib, aku pun kembali ke kost-ku). Oya, film The Gift bagus untuk kamu yang ingin mengerti tentang arti pentingnya pengorbanan dalam suatu hubungan percintaan.

Komentar

Postingan Populer