KETIKA CINTA MENGUATKANKU

sumber: www.google.co.id

Yang kutahu judul film itu “Ketika Cinta Bertasbih”. Bukan Ketika Cinta Menguatkanku. Tapi memang sejak mengenalmu aku jadi lebih kuat. Lebih tangguh dalam menghadapi semuanya. Termasuk dalam hal mewujudkan mimpi-mimpiku.

Setipis ari pengetahuanku akan cinta. Kau mengajariku ibarat seorang ibu yang mengajari anaknya. Bahwa cinta itu tentang pengorbanaan dan soal kepekaan akan rasa. Ya. kau adalah kejadian terhebat dalam hidup. Alasan terpenting bagiku untuk senantiasa melangkah maju.

Larik demi larik kesalahanku saat menjalani hidup bersamamu. Namun kau menguatkanku. Bahwa aku bisa. Bisa menjadi imam keluarga ini. Ayah bagi anak-anakku.

Lantas ketika kita membangun keluarga ini. Sen demi sen tabunganku dan tabunganmu. Tak sedikit pun kau mengeluh soal ini. Dan rumah kita tak pernah sepi dari cerita cinta dan cita-cita akan hidup bahagia.

Aku pun menyanyikan doksologi. Pujian untuk kemuliaan Tuhan atas cahaya cinta yang telah Dia curahkan dalam keluargaku.

Lantas, aku ingat saat itu. Saat pertama kali aku mengenalmu. Saat kita mulai dekat, dan aku pun memberikanmu sepotong rindu dalam hijabmu.

Begitu pula, aku juga ingat saat anak-anak kita terus bermetafora dimulai dari rahimmu, hingga menjadi sekumpulan anak-anak yang lucu.

Maka, aku pun berjanji tidak akan membuat anak-anakku lapar. Tidak sepertiku dulu. Tidak menjadi gelandangan child of street atau child on street seperti yang kubaca di koran-koran dulu. Yang rentan dikerasi, yang juga rentan dicemari. Sungguh aku tidak mau!

Aku ingin anakku riang, tidak introvert seperti bapaknya. Kalau pun introvert, dia mesti benar-benar pintar.

Walakhir, kau adalah teman imajinasiku dalam hal kefanaan dunia, hingga maut memisahkan kita.

Sayang, semoga kita tetap dipertemukan kembali suatu saat nanti di tempat yang berbeda. Amin ya Rabbal ‘alamin.

Komentar

Postingan Populer