KUESIONER DAN PENYUSUNANNYA
sarimuliaeri.files.wordpress.com |
Ada banyak metode pengumpulan data yang dapat digunakan dalam suatu
penelitian. Salah satunya ialah kuesioner, metode pengumpulan data yang
memungkinkan peneliti mengukur sikap responden melalui pertanyaan tertutup (multipled
choice) dan pertanyaan terbuka. Adapun kelebihan dari menggunakan metode
ini adalah: 1) Efisiensi waktu penelitian; 2) Bisa menyentuh masyarakat dalam
populasi yang besar; dan 3) Lebih efektif dan objektif dalam mengukur kepuasan
atau sikap atas sesuatu hal. Namun, metode ini juga memiliki sejumlah
kekurangan seperti: 1) Poses analisis data banyak memakan waktu; 2) Sulit
mendapatkan kembali beberapa kuesioner yang telah disebar; dan sebagainya.
Berikut beberapa kelebihan dan kekurangan yang dimiliki oleh kuesioner,
sebagaimana dikutip dari Modul Bang Hendra Harahap[1], Bagian IV Metode
Pengumpulan Data halaman 7.
Kelebihan
|
Kekurangan
|
1.
Hemat biaya
2.
Hemat waktu
3.
Responden bisa memilih waktu yang tepat baginya untuk mengisi
kuesioner
4.
Ada jaminan kerahasiaan yang lebih besar, karena biasanya
responden ditandai dengan nomor bukan dengan nama
5.
Keseragaman kata pertanyaan
6.
Tidak ada bias pewawancara
7.
Informasi lebih lengkap, karena responden punya waktu untuk
menyiapkan jawaban
8.
Banyak responden yang bisa dicapai
|
1.
Hasil bersifat kaku, tidak fleksibel sebagaimana wawancara
2.
Rendahnya tanggapan balik dari responden kepada peneliti dalam
hal menjawab kuesioner
3.
Hanya perilaku verbal yang tercatat
4.
Tidak ada kendali atas urutan pertanyaan
5.
Bisa menyebabkan beberapa pertanyaan tidak terjawab
6.
Tidak bisa merekam jawaban spontan
7.
Salah alamat
8.
Tidak ada kendali atas waktu pengembalian
9.
Tidak dapat menggunakan format pertanyaan yang kompleks
10. Bisa mendapatkan sampel yang bias
|
Kuesioner biasanya dilakukan dengan dua cara: 1) Self
administered, dimana responden mengisi sendiri kuesioner yang ada padanya;
dan 2) Wawancara, dimana peneliti membantu responden dalam mengisi kuesioner,
dengan memberikan penjelasan terkait dengan pertanyaan-pertanyaannya. Kuesioner
Self administered bisa disebarkan melalui e-mail, namun hal ini
sekurang-kurangnya menyebabkan tiga kendala: 1) Responden mengisinya
asal-asalan; 2) Tingkat pengembalian kuesioner rendah; dan 3) Responden tidak
begitu memahami pertanyaan dan cara menjawabnya. Maka daripada itu, kuesioner
dengan wawancara adalah metode yang paling baik dalam mengumpulkan data. Namun,
peneliti harus benar-benar dekat dengan responden. Sehingga mereka mau menjawab
pertanyaan kuesioner, yang memang tidak sedikit jumlahnya. Sekaligus peneliti harus
benar-benar tangguh dan yakin, bahwa ia mampu menyelesaikan kuesioner tersebut.
Peneliti tidak perlu takut kehabisan banyak waktu, jika kuesioner
dilakukan secara wawancara. Peneliti cukup memiliki tim yang cukup untuk
melakukan itu. Contoh: 1 orang dalam tim bertanggung jawab atas tiga kuesioner.
Maka, pengumpulan data pun bisa dilakukan secara cepat, dan hasil kuesioner
bisa maksimal. Peneliti bisa mengajak mahasiswa S1 atau mereka yang mau belajar
dalam mengumpulkan data. Cukup memberikan mereka makan atau uang saku saja.
Berikut beberapa syarat dalam menyusun pertanyaan kuesioner:
1.
Pertanyaan tidak berulang-ulang
|
Apakah Anda menyukai Jokowi
|
2.
Pertanyaan tidak ambigu[2]
|
Apakah
|
3.
Pertanyaan tidak menggunakan tingkatan bahasa yang tinggi
|
Apakah Anda memiliki anggota keluarga yang
|
4.
Pertanyaan bersifat nyata dan tidak bersifat abstrak
|
Apakah Anda merasa bahagia? Tidak
dijelaskan disini ‘bahagia’ dalam artian apa.
|
5.
Pertanyaan tidak bersifat mengarahkan
|
|
6.
Pertanyaan tidak menyinggung dan mengancam
|
Bagaimana pendapat Anda tentang ISIS? dan
sebagainya. Pertanyaan semacam ini harus memerhatikan situasi dan kondisi di
sekitar.
|
-Sekian-
Komentar
Posting Komentar