PARADIGMA DAN UNSUR-UNSURNYA
http://www.gurupendidikan.co.id |
Paradigma adalah cara pandang seseorang terhadap diri dan
lingkungannya. Baik secara kognitif (berpikir), afektif (bersikap) dan konatif
(berperilaku) (Vardiansyah, 2008: 27). Paradigma juga dapat diartikan sebagai
seperangkat asumsi, konsep, nilai, dan praktik yang diterapkan dalam memandang
realitas (Free online dictionary, diakses pada 29/11/17, pukul 21:04 wib).
Adapun unsur-unsur penting dalam paradigma adalah sebagai berikut:
1.
Basic
Assumptions (Asumsi Dasar)
a.
Positivist (Positivis)
The social
world is composed of observable facts. Reality is objective, independent of the
reseacher. (Fenomena sosial tersusun dari fakta-fakta yang tampak. Realitas adalah
objektif dan peneliti bersifat bebas nilai).
b.
Interpretivist (Interpretatif)
The social
world is constructed of symbolic meaning observable in human acts, interactions
and language. Reality is subjective and multiple as seen from different
perspectives. (Fenomena sosial dibangun dari pemaknaan simbol yang tampak dalam
perilaku manusia, interaksi dan bahasa. Realitas bersifat subjektif, dan
tergantung pada perspektif yang berbeda-beda).
c.
Feminist (Feminisme)
The social
world is governed by power relations that influence act and perceptions. Reality
is negotiated and differs according to status and power.
(Fenomena sosial ditentukan oleh relasi kuasa yang memengaruhi sikap dan
perilaku. Realitas dapat dinegosiasikan dan berbeda-beda tergantung status dan
kekuasaan).
2.
Source of
Evidence (Sumber Bukti)
a.
Positivist (Positivis)
Facts are
revealed through standard scientific processes and are context free.
(Fakta terungkap melalui proses standar ilmiah dan bebas nilai).
b.
Interpretivist (Interpretatif)
Meaning are
derived from perceptions, experiences, and actions in relation to social
contexts. (Makna diperoleh dari persepsi, pengalaman dan perilaku dalam
konteks relasi sosial).
c.
Feminist (Feminis)
Power, control
and contextual factors can be heard in personal account that reflect different
versions of reality. (Kekuasaan, kontrol dan faktor-faktor yang berhubungan dapat
diketahui dalam tanggapan personal yang merefleksikan perbedaan versi dari
realitas sesungguhnya).
3.
Methods (Metodologi)
a.
Positivist (Positivis)
Prestructured data
collection, controlled measurement, clinical trials are the norm examples:
surveys, clinical trials, rating scales, structured observation. (Melakukan
pengumpulan data, pengukuran, percobaan adalah contoh-contoh metodologi
positivis. Seperti juga pengukuran survei, perhitungan skala, dan pengamatan
struktur sosial).
b.
Interpretivist (Interpretatif)
Semistructured,
open questions, and observationable participants to express thoughts and action
in natural ways. Examples: in-depth interviews, focus group discussions, participant
observations, case histories.
(Semi-struktur, pertanyaan terbuka, pengamatan informan untuk menyatakan
pikiran dan perilaku dalam cara yang alami. Contoh: wawancara mendalam, FGD[1]
dan studi sejarah).
c.
Feminist (Feminisme)
Participatory forms
of observations and guided conversation enable both marginal and dominant
groups to voice opinion sand tell their stories. Examples: participatory action
techniques, reflexive listening, challenges to political and personal barriers
to entrenched positions. (Bentuk partisipasi seperti
observasi dan percakapan yang dipandu, yang memungkinkan kelompok terpinggirkan
dan dominan dapat menyuarakan pendapat mereka. Contoh: Teknik partisipasi
perilaku, mendengarkan reflektif dan pertanyaan kritis).
4.
Research
Intention (Tujuan Penelitian)
a.
Positivist (Positivis)
Quantitatives studies
seek explanation, verification, and prediction of human behaviour through
causal or associative relationships. (Penelitian
kuantitatif mencari penjelasan, verifikasi dan prediksi perilaku manusia
melalui sebab-akibat atau hubungan).
b.
Interpretivist (Interpretatif)
Qualitative studies
seek discovery, understanding, and insight into the circumstance of human
behaviour. (Penelitian kualitatif mencari pemahaman atas perilaku manusia).
c.
Feminist (Feminisme)
Feminist
studies seek insight into the influence of gender on human behaviour, including
differentials in power and control, in a agenda for social change.
(Penelitian feminisme mencari wawasan atas perilaku manusia, terutama pengaruh
gender, dan kekuasaan dalam konteks sosial).
5.
Level of
Participation (Tingkat Keikutsertaan)
a.
Positivist (Positivis)
Research subjects
answer spesific, predeter mined questions in a structured response format.
(Subjek penelitian menjawab secara spesifik lewat pertanyaan yang terstruktur).
b.
Interpretivist (Interpretatif)
Research
participants are active partners in data collection and respond to
semistructured questions spontaneously. (Subjek
penelitian aktif dalam mengumpulkan data, dan menanggapi pertanyaan
semi-struktur secara spontan).
c.
Feminist (Feminisme)
Research
participants have relative freedom to direct the data collection process and define
follow up. (Subjek penelitian relatif punya kebebasan untuk langsung pada
proses pengumpulan data, dan menetapkan langkah selanjutnya).
6.
Impact on Study
Participants (Dampak Penelitian atas Peserta)
a.
Positivist (Positivis)
Impact is
neutral. Research subjects may gain new information or insight from the results.
(Dampak penelitian netral. Subjek penelitian bisa mendapatkan informasi baru
dari penelitian tersebut).
b.
Interpretivist (Interpretatif)
Participants are
aware of their engagement in the researh process: may gain insight into their
own perspectives and behaviours, as well as the research topic.
(Peneliti mengetahui keterlibatan mereka dalam penelitian tersebut. Bisa mendapatkan
wawasan baru sesuai dengan topik penelitian.
c.
Feminist (Feminisme)
Participants is
empowering. Results may lead to a participant – defined action agenda and
empowerment to initiate or participate in policy change.
(Peneliti berkuasa atas penelitiannya. Hasil penelitian bisa memengaruhi
perubahan suatu kebijakan).
[1] FGD adalah
media bagi sekelompok orang untuk mendiskusikan satu topik tertentu secara
lebih mendalam. Biasanya diskusi kelompok terarah ini mencakup 7-9/ 9-12 orang
peserta, yang tertarik pada satu topik tertentu. Didalamnya terdapat seorang
moderator yang akan memandu peserta untuk mendiskusikan beberapa pertanyaan,
sesuai dengan topik yang dibicarakan. Pertanyaan dan pembicaraan yang
berlangsung harus Anda tulis dengan cermat.
Keuntungan FGD: 1) Biaya
relatif murah; 2) Waktu yang digunakan cukup singkat; 3) Moderator dapat
dilakukan oleh siapa saja, dengan mengkuti sedikit pelatihan; 4) Dapat
digunakan untuk menggali kebiasaan, keyakinan dan penilaian dari sebuah kelompok;
5) Dapat memunculkan isu-isu yang jarang terekspos.
Kelemahan FGD: 1) Peserta
kerap tidak mewakili seluruh kelompok sasaran; 2) Kelompok yang terlibat
mungkin sulit untuk dikendalikan; 3) Hasil dan simpulan dapat dipengaruhi oleh
pandangan moderator; 4) Tidak mempunyai data statistik (www.dokterbisnis.net, diakses pada
29/11/2017, pukul 21:53 wib).
Komentar
Posting Komentar