TEORI SOSIAL PEMBANGUNAN
upload.wikimedia.org |
Teori sosial pembangunan dibutuhkan oleh negara berkembang untuk
mereduksi kemiskinan. Setidaknya, teori tersebut dapat menjadi jalur bagi kita,
untuk keluar dari kemiskinan yang ada. Berikut beberapa teori sosial
pembangunan beserta penjelasannya.
Pertama, Teori Harrod-Domar[1] menyatakan pertumbuhan
ekonomi ditentukan oleh tinggi-rendahnya tabungan/investasi. Teori ini
meyakini, pada dasarnya masalah pembangunan merupakan masalah kurangnya investasi
modal. Selain daripada masalah SDM, kekurangan modal juga turut memengaruhi
keterbelakangan suatu negara. Hal ini perlu diperhatikan dengan baik oleh dunia
ketiga bila ingin maju.
Kedua, Teori David McClelland dalam bukunya “The Achievement Motive
in Economich Growth” menyebutkan, hal terpenting dalam pembangunan adalah
keinginan untuk berprestasi. Baik dalam kegiatan belajar maupun bekerja. Teori ini
disebut juga dengan istilah “The Need for Achievement” (N-Arch). Namun,
perlu digaris bawahi bahwa N-Arch ini muncul bukan karena dorongan
imbalan. Melainkan lebih kepada motivasi untuk memberikan yang terbaik. Tesisnya,
tingginya N-Arch mempengarui tingginya pertumbuhan ekonomi suatu
negara.
Sayang, Indonesia terkenal dengan kinerja PNS-nya yang suka membolos.
Publik masih mengeluhkan buruknya birokrasi dan pelayanan PNS kita. Hal ini
diperparah dengan anggaran mereka yang terus naik. Sudah saatnya PNS
memperbaiki etos kerjanya, dengan berlandaskan amanah dan suatu kehormatan bisa
melayani bangsa dan negara. PNS harus memberikan pelayanan yang terbaik!
Ketiga, Teori Max Weber lewat bukunya yang terkenal “The Protestant
Ethic and The Spirit of Capitalism” menjelaskan, penyebab majunya negara
Amerika dan Eropa dibawah payung kapitalisme[2] ialah karena Etika
Protestan mempengaruhi etos kerja warga negara tersebut. Terutama bagi penganut
Etika Protestan yang dikembangkan oleh Calvin. Salah satu isi ajarannya seperti
“Seseorang itu sudah ditakdirkan sebelumnya untuk masuk surga atau neraka. Kalau
seseorang berhasil dalam kerjanya di dunia, hampir dapat dipastikan bahwa dia
ditakdirkan untuk masuk surga setelah dia mati. Kalau kerjanya gagal hampir
dapat dipastikan bahwa dia akan masuk neraka”. Kepercayaan inilah yang
mendorong penganut Calvinisme menjadi pekerja keras. Namun, seiring berjalannya
waktu terjadilah pergeseran motif yang mulanya agama menjadi motif ekonomi. Begitupula
halnya dengan agama Tokugawa di Jepang. Robert Bellah menyatakan, agama Tokugawa
berpengaruh terhadap peningkatan etos kerja warga Jepang.
Keempat, Teori Bert F. Hoselitz lebih menitikberatkan pada faktor-faktor
nonekonomi seperti kondisi lingkungan, yang turut berpengaruh terhadap majunya
pembangunan suatu negara. Adapun kondisi lingkungan yang dimaksud ialah
pengaturan kelembagaan dalam bidang hukum, keluarga, pendidikan dan motivasi. Menurutnya
pembangunan membutuhkan dua pemasokan, diantaranya:
1.
Pemasokan modal besar dan perbankan
Pemasukan
modal dalam jumlah besar membutuhkan lembaga perbankan, yang dapat menggerakkan
tabungan masyarakat dan menyalurkannya pada kegiatan-kegiatan produktif. Hoselitz
merujuk pada pengalaman Tiongkok abad 19. Akibat dari korupsi para pejabatnya,
surplus ekonomi di negeri tirai bambu itu menjadi sia-sia belaka. Musabab ditanamkannya
pada pembelian tanah atau dipakai untuk konsumsi barang-barang mewah.
2.
Pemasokan tenaga ahli dan terampil
Tenaga yang
dimaksud adalah tenaga kewiraswastaan, administrator profesional, insinyur,
ahli ilmu pengetahuan, tenaga managerial yang tangguh dan sebagainya.
Kelima, Teori Alex Inkeles dan David H. Smith dalam buku berjudul “Becoming
Modern” memaparkan ciri-ciri manusia modern seperti: 1) Terbuka (opennes)
terhadap pengalaman dan ide baru; 2) Berorientasi ke masa sekarang dan masa
depan; 3) Menghargai waktu (discipline); 4) Memiliki perencanaan; 5)
Percaya diri; 6) Perhitungan; 7) Menghargai harkat hidup orang lain; 8) Menumpukan
hidup pada ilmu pengetahuan dan teknologi; dan 9) Menjunjung tinggi sikap
dimana imbalam sesuai dengan prestasi yang ditorehkan. Alex dan Smith meyakini
manusia merupakan komponen penting dalam menopang pembangunan. Menurut mereka
manusia modern dapat dibentuk dengan memberikannya pendidikan.
[1] Model
pertumbuhan ekonomi Harrod-Domar dibangun berdasarkan pengalaman dari
negara-negara maju. Model yang dibangun berbasis perekonomian kapitalis maju,
dan berusaha mengevaluasi atau studi persyaratan pertumbuhan mantap (study
growth) negara maju.
[2] Kapitalisme
atau kapital adalah sistem ekonomi, dimana perdagangan, industri dan alat-alat
produksi dikendalikan oleh pihak swasta dengan tujuan memperoleh keuntungan
dalam ekonomi pasar. Pemilik modal dalam melakukan usahanya berusaha untuk
meraih keuntungan yang sebesar-besarnya (id.m.wikipedia.org).
Komentar
Posting Komentar