DIMENSI HOFSTEDE
http://www.tlu.ee |
Pengaruh Kekuasaan yang Tinggi
Gudykunst memberikan kesimpulan ringkas mengenai budaya dengan
pengaruh kekuasaan yang tinggi ketika menuliskan, “Individu dari budaya dengan
pengaruh kekuasaan yang tinggi, menerima kekuasaan sebagai bagian dari
masyarakat. Jadi, penguasa menganggap bawahannya berbeda dari dirinya dan
sebaliknya. Masyarakat dengan pengaruh kekuasaan yang tinggi seperti di negara
India, Afrika, Brazil, Singapura, Yunani, Venezuela, Meksiko dan Filipina
percaya kekuasaan dan otoritas adalah kenyataan hidup.
Baik secara sadar maupun tidak, budaya ini mengajarkan anggotanya
bahwa orang-orang tidak sama, dan semua orang memiliki posisinya sendiri.
Hierarki sosial merupakan hal umum dan melembagakan ketidaksetaraan. Dalam
organisasi dengan pengaruh kekuasaan yang tinggi, Anda akan menemukan pemusatan
kekuasaan, pentingnya status dan peringkat, sejumlah besar pengawas, sistem
nilai terstruktur yang menilai suatu pekerjaan, dan bawahan yang terdapat dalam
hierarki yang kaku.
Pengaruh Kekuasaan yang Rendah
Negara dengan pengaruh kekuasaan yang rendah, seperti Australia,
Finlandia, Norwegia, Selandia Baru dan semacamnya menganggap bahwa
ketidaksetaraan dalam masyarakat harus diminimalisir. Seperti yang ditulis oleh
Brislin, “Budaya dengan pengaruh kekuasaan yang rendah dituntun oleh hukum,
norma, dan perilaku setiap hari yang membuat perbedaan kekuasaan sekecil
mungkin. Bawahan menganggap atasannya sama dengan mereka, dan atasan menganggap
bawahan dengan cara yang sama. Mereka yang memiliki kekuasaan, baik supervisor,
manajer atau pegawai pemerintah. Kadang berinteraksi dengan bawahan mereka dan
mencoba untuk menganggap, bahwa mereka tidak memiliki kekuasaan yang besar. Sebab,
bos bergantung pada dukungan tim, dan simbol status ditunjukkan seminimal
mungkin.
Adapun jarak pribadi di Amerika Serikat adalah sebagai berikut:
1.
Jarak
intim : 18 derajat
2.
Jarak
pribadi : 18 sampai 14 derajat
3.
Jarak
sosial : 4 sampai 8 derajat
4. Jarak
publik : 8 sampai 10 derajat
MODEL BUDAYA ICEBERG
Tampak : Pakaian,
umur, ras/etnis, gender, bahasa.
Tak Tampak : Perilaku diri,
gaya kolaborasi, otoriter, pola menangani emosi, pola dalam pengambilan keputusan,
pola merasa ‘unggul’, peran bawahan, bahasa tubuh, pendekatan dalam pemecahan
masalah, konsep keadilan, kompetisi melawan kooperasi (kerjasama), penilaian
interaksi sosial, pola persepsi, peran hubungan dalam kaitannya dengan umur,
jenis kelamin, kelas dan masih banyak lagi.
Komentar
Posting Komentar