MODEL-MODEL KOMUNIKASI MASSA
Ilustrasi seorang muslimah sedang belajar (sumber: www.google.co.id) |
A. DEFINISI MODEL KOMUNIKASI
Menurut Simarmata (1983) model digunakan untuk
memudahkan seseorang dalam memahami komunikasi. Model dapat dikatakan sebagai
gambaran sederhana dalam menjelaskan proses komunikasi (Aubrey Fisher),
sedangkan teori adalah pengerucutan dari suatu model komunikasi.
B. MODEL-MODEL KOMUNIKASI MASSA
Adapun macam-macam model komunikasi massa,
diantaranya: model analisis dasar komunikasi, model proses komunikasi, model
komunikasi partisipasi, model jarum hipodermik, model alir satu tahap, model
alir dua tahap, model alir banyak tahap, model Melvin DeFleur, dan Model HUB.
Berikut penjelasannya:
B.1. Model Analisis Dasar Komunikasi
1. Model Klasik Aristoteles
Model ini hanya menempatkan tiga unsur sebagai dasar
berlangsungnya komunikasi, seperti: sender, message, dan receiver.
Maka jelas, dalam model ini unsur media belum mendapatkan tempatnya dalam
tahapan komunikasi. Menurut Aristoteles dalam model ini, keberhasilan
komunikasi sangat ditentukan oleh keterampilan sender dalam mengirimkan
pesan/retorika.
2. Model Komunikasi Lasswell
Pada tahun 1948, Harold D. Lasswell mengembangkan
model klasik Aristoteles, dengan menambahkan peran media dan efek yang diterima,
sebab Lasswell meyakini proses komunikasi akan selalu memiliki pengaruh. Model
ini terdiri dari beberapa komponen, seperti: who (siapa), says what (mengatakan
apa), in which channel (lewat saluran apa), to whom (kepada
siapa), with what effect (dengan efek apa). Model komunikasi ini
merupakan yang paling mudah dipahami oleh mahasiswa Ilmu Komunikasi, karena
penjelasannya yang sederhana.
Model ini menandakan, lebih dari satu aliran
dapat membawa pesan. Unsur (Who) bertanya mengenai siapa pembawa pesan;
unsur (Says what) bertanya tentang pesan apa yang disampaikan; unsur (in
which channel) menganalisis media apa yang menjadi salurannya; unsur (to
whom) mengkaji target khalayaknya; dan unsur “with what effect”
memahami tentang dampak apa yang dihasilkan oleh pesan suatu media.
3. Model Komunikasi Matematis
Pada tahun 1949, ahli matematika Claude Shannon dan
Warren Weaver mengenalkan model
komunikasi ini, yang menekankan pengiriman pesan melalui media elektronik (tv
dan radio). Dalam model ini, proses komunikasi dikatakan sukses jika information
source telah berhasil meng-encode pesannya kepada receiver. Adapun
hambatannya ialah masalah teknis.
4. Model Komunikasi Newcomb ABX
Pada
tahun 1953, Theodore M. Newcomb mengembangkan model komunikasi ini. Model
komunikasi Newcombs beroperasi dalam bentuk triangulasi, yaitu: A sebagai message
sender ,
B sebagai message receiver, sementara X merupakan topik yang mereka
bicarakan.
5. Model Berlo (SMCR)
Model Berlo (SMCR) merupakan akronim dari source (sumber),
message (pesan), channel (saluran), dan receiver (penerima).
Dalam model ini, source bertanggungjawab untuk mengekspresikan pesannya
melalui simbol-simbol tertentu, sehingga receiver dapat memahaminya.
Dari
beberapa model analisis dasar komunikasi di atas, dapatlah disimpulkan bahwa proses
komunikasi masih terlalu sederhana, bersifat linier dan terlalu menekankan
peranan sender ketimbang receiver.
|
Komentar
Posting Komentar