KONFLIK DALAM HUBUNGAN ANTARPRIBADI
cdn-02.independent.ie |
Berikut adalah rangkuman dari makalah “Konflik dalam Hubungan
AntarPribadi”, milik Moza Fauzia, dkk.
Hocker dan Wilmot (dalam Wirawan, 2010: 8) mengemukakan, konflik
terjadi karena pihak-pihak yang terlibat konflik memiliki tujuan yang berbeda.
Konflik bisa juga terjadi karena tujuan pihak yang terlibat sama, tapi cara
untuk mencapainya berbeda. Konflik merupakan masalah hubungan dalam komunikasi
antarpribadi. Jika hubungan dalam komunikasi antarpribadi sudah tidak berjalan
dengan baik, maka kemungkinan besar hubungan komunikasi dalam skala yang lebih
besar tidak akan berjalan baik pula. Konflik melibatkan ketegangan antara
tujuan atau keputusan, bahwa kita merasa perlu untuk dapat didamaikan.
a.
Definisi
Konflik
Dalam komunikasi antarpribadi, komunikator dan komunikan harus
dapat memahami maksud atau pesan yang disampaikan, supaya pesan yang diterima
sama dengan pesan yang disampaikan. Perbedaan pesan yang diterima dengan pesan
yang disampaikan, inilah yang menjadi penyebab utama timbulnya konflik. Robbins
(1996) dalam “Organization Behaviour” menjelaskan, bahwa konflik adalah
suatu proses interaksi yang terjadi akibat adanya ketidaksesuaian antara dua
pendapat (sudut pandang), yang berpengaruh atas pihak-pihak yang terlibat baik
pengaruh positif maupun pengaruh negatif. Sedang menurut Luthans (1981),
konflik adalah kondisi yang ditimbulkan oleh adanya kekuatan yang saling
bertentangan. Kekuatan-kekuatan ini bersumber pada keinginan manusia.
Pada umumnya, individu memandang konflik sebagai keadaan yang buruk
dan harus dihindarkan. Konflik dipandang sebagai faktor yang akan merusak
hubungan, maka harus dicegah. Namun, kini banyak orang mulai sadar bahwa
rusaknya suatu hubungan lebih disebabkan oleh kegagalan memecahkan konflik
secara konstruktif, adil dan memuaskan kedua belah pihak bukan oleh munculnya konflik
itu sendiri. Pengelolaan konflik secara konstruktif, konflik dapat memberikan
manfaat positif bagi diri kita sendiri, maupun bagi hubungan kita dengan orang
lain.
b.
Jenis-Jenis
Konflik
Menurut
James A. F. Stoner dan Charles Wankel, terdapat lima jenis konflik, yaitu:
1.
Konflik
intrapersonal
Konflik
intrapersonal adalah konflik seseorang dengan dirinya sendiri. Konflik terjadi
bila pada waktu yang sama seseorang memiliki dua keinginan, yang tidak mungkin
dipenuhi sekaligus.
2.
Konflik
interpersonal
Konflik
interpersonal adalah pertentangan antar seseorang dengan orang lain, karena
pertentangan kepentingan atau keinginan. Hal ini sering terjadi antara dua
orang yang berbeda status, jabatan, bidang kerja dan lain-lain.
3.
Konflik
antar individu dan kelompok
Hal
ini seringkali berhubungan dengan cara individu menghadapi tekanan-tekanan
untuk mencapai konformitas, yang ditekankan kepada mereka oleh kelompok kerja
mereka. Sebagai contoh dapat dikatakan bahwa seseorang individu dapat dihukum
oleh kelompok kerjanya, karena ia tidak dapat mencapai norma-norma
produktivitas kelompok dimana ia berada.
4.
Konflik
antara kelompok
Yang
dimaksud disni adalah konflik antara kelompok dalam organisasi yang sama.
Konflik ini merupakan tipe konflik yang banyak terjadi didalam
organisasi-organisasi. Konflik antar lini dan staf merupakan contoh konflik
antar kelompok.
5.
Konflik
antara organisasi
Konflik
jenis ini biasanya disebut dengan persaingan. Namun berdasar pengalaman.
Konflik ini ternyata menyebabkan timbulnya pengembangan produk-produk baru,
teknologi baru dan pelayanan baru, harga lebih rendah dan pemanfaatan sumber
daya secara lebih efisien.
c.
Tanda-Tanda
Konflik
Kuadran I adalah
tanda-tanda jelas dari konflik yang ditunjukkan dengan cara agresif. Misalnya
teriakan, celaan, ejekan, tindakan kekerasan dan sebagainya. Keadaan ini
disebut konflik terbuka, misalnya dua orang petinju profesional yang akan
berhadapan dalam satu pertandingan terbuka secara terang-terangan; mengejek,
mencela lawan bertandingnya. Sebagaimana Mohammad Ali yang tak jarang mengejek
dan memancing semua lawan-lawannya sepanjang pertarungan. Ketika akan
bertanding, kata-kata Ali kerap menohok lawannya dan terkesan memancing
kemarahan lawan. Juga dalam organisasi politik dimana salah satu partai
menjelekkan partai yang lain, demi mendapatkan dukungan dari masyarakat.
Kuadran II adalah konflik
yang ditunjukkan secara agresif. Misalnya komentar-komentar yang merendahkan,
pelecehan, penghinaan yang tanpa henti mencari-cari kesalahan, mengkritik dan
lain sebagainya. Kebencian dan usaha mencoreng muka orang lain juga termasuk di
kuadran ini. istilah hukum menyebutnya ‘pembunuhan karakter’.
Kuadran III adalah konflik
yang ditunjukkan secara pasif. Misalkan tidak mau bekerjasama, membolos dengan
alasan sakit. Contohnya adalah pada saat terjadinya pemogokan di British
Airways. Sejumlah besar staf tidak masuk kerja dengan alasan sakit,
daripada secara terbuka berhadapan dengan manajemen melalui pemogokan. Karena
secara struktural, mereka akan kalah. Beda dengan sakit yang merupakan naluriah
manusia.
Kuadran IV adalah tanda
yang jelas tampak dari konflik yang ditunjukkan secara agresif. Misalnya sopan
santun yang dibuat-buat, mengabaikan atau tidak mau berbicara untuk menghukum
atau tidak setuju, mengirim memo yang menunjukkan kekeliruan pihak lain, dengan
tembusan yang ditunjukkan pada setiap unsur pimpinan dan sebagainya.
Keempat kuadran inilah yang sering ditemui disaat mengamati
terjadinya konflik didalam setiap organisasi. Ada sekelompok orang menunjukkan
perilaku pertentangan secara terbuka; ada sekelompok lagi yang melakukannya
secara tersembunyi; ada sekelompok lagi yang menunjukkan secara pasif; dan
sekelompok lagi yang menunjukkan secara agresif.
d.
Faktor
Penyebab Konflik dalam Hubungan AntarPribadi
1.
Perbedaan
individu, yang meliputi perbedaan pendirian dan perasaan.
2.
Perbedaan
latarbelakang kebudayaan, sehingga membentuk ribadi-pribadi yang berbeda.
3.
Perbedaan
kepentingan antara individu.
e.
Nilai-Nilai
Positif Konflik
1.
Konflik
dapat menjadikan kita sadar, bahwa ada persoalan yang perlu dipecahkan dalam
hubungan kita dengan orang lain.
2.
Konflik
dapat menyadarkan dan mendorong kita untuk melakukan perubahan-perubahan dalam
diri kita.
3.
Konflik
dapat menumbuhkan dorongan dalam diri kita, untuk memecahkan persoalan yang
selama ini tidak jelas kita sadari atau kita biarkan tidak muncuk ke permukaan.
4.
Konflik
dapat menjadikan hidup seseorang lebih menarik (saya menyebutnya lebih
bewarna).
5.
Perbedaan
pendapat akan membimbing kearah tercapainya keputusan-keputusan bersama yang
lebih matang dan bermutu.
6.
Konflik
dapat menghilangkan ketegangan-ketegangan kecil, yang sering kita alami dalam
hubungan kita dengan seseorang.
7.
Konflik
dapat juga menjadikan kita sadar tentang siapa atau macam apa diri kita
sesungguhnya.
8.
Konflik
dapat juga menjadi sumber hiburan (contoh kasus kontroversial para selebritis
tanah air, yang kerap mencuri perhatian publik dan menjadi hiburan tersendiri).
9.
Konflik
dapat juga mempererat dan memperkaya hubungan.
10.
Kata
gua “Konflik sebagai ‘bumbu-bumbu’ kehidupan” (ceilah, wkwkwk).
Komentar
Posting Komentar