TANYA-JAWAB METODOLOGI PENELITIAN KOMUNIKASI
http://mba.eckovation.com |
Soal:
1.
Jelaskan
kedudukan MPK dalam metodologi penelitian sosial!
2.
Terangkan
proses logico Hyphotetico Verikatif dalam penelitian!
3.
Jelaskan
persyaratan judul penelitian ilmiah!
4.
Uraikan
manfaat penelitian secara sistematis!
Jawaban:
1.
MPK
dalam metodologi penelitian sosial sebagai bentuk spesialisasi dalam penelitian
Ilmu Komunikasi, atau dalam MPK tersebut turut menentukan bagaimana cara
memperoleh kebenaran (metode), dan metode menentukan teknik-teknik penelitian
(seperangkat teknik penelitian), yang mendukung metode yang kita gunakan.
MPK dalam metodologi penelitian sosial juga didukung oleh beberapa
teknik penelitian.
Misalnya kerangka teori yang berkaitan dengan penelitian, teknik penarikan
sampel, teknik pengumpulan data, penyusunan skala, tabulasi data, teknik
analisa data dan sebagainya.
Istilah metodologi dan metode sering dianggap sama, sehingga digunakan
secara terbalik-balik. Supardi (2000: 1-2) menyatakan Research berasal
dari kata “re” – artinya kembali, lagi, berulang-ulang, dan “search”
berarti mencari dan mencari lagi, dalam hal ini mencari kebenaran. Sedangkan
kata “metodologi” berasal dari kata “method” dan “logy”. Method
berakar pada kata “meto-“ dan “kodos”, meto dapat
diartikan sebagai ‘jalan atau cara’, sedangkan kodos dapat diartikan
bermacam-macam (sebagai ilustrasi kodos seperti kunci, masing-masing
barang (masalah) hanya dapat dibuka dengan kunci tertentu, masing-masing
masalah hanya dapat dibuka dengan alat atau cara tertentu).
2. Penjelasan:
a.
Observasi
adalah proses pengamatan dalam penelitian, dengan melakukan
pencatatan/pengkodean perilaku individu atau suasana (kondisi) dan sebagainya.
Menurut James P. Chaplin, observasi ialah studi yang disengaja dan sistematis
tentang fenomena sosial, dan gejala-gejala alam dengan jalan pengamatan dan
pencatatan.
Observasi
ialah pengujian secara intensional atau bertujuan sesuatu hal, khususnya untuk
maksud pengumpulan data. Merupakan suatu verbalisasi mengenai hal-hal yang
diamati (Kartini, Kartono, 1996: 157).
Sebagai
metoda ilmiah, observasi diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan dengan
sistematis fenomena-fenomena yang diselidiki. Dalam arti yang luas, observasi
sebenarnya tidak hanya terbatas kepada pengamatan yang dilakukan baik secara
langsung maupun tidak langsung (Sutrisno Hadi, 1990: 136).
Jenis
observasi, yaitu: 1) Observasi partisipatif; 2) Observasi sistematis (structured
observation); dan 3) Observasi eksperimental.
b.
Masalah
merupakan kesenjangan antara harapan (das Sollen) dan kenyataan (das
Sein). Kesenjangan antara rencana dengan hasil, nilai-norma yang berlaku
dengan kenyataan kehidupan sehari-hari, dan masalah inilah yang akan dicari
jawabannya/dicari pemecahannya. Berdasarkan latarbelakang tersebut, maka dapat
diketahui pokok masalah tersebut, dan disusun pertanyaan-pertanyaan penelitian
secara sistematis (perumusan masalah).
c.
Penelitian
terdahulu
Penelitian
yang seirama dengan penelitian yang hendak kita lakukan, atau sudah pernah
dilakukan oleh peneliti-peneliti sebelumnya. Sebagai bahan literatur yang bisa
dijadikan sebagai acuan penelitian.
d.
Judul
Judul
(head) adalah identitas terpenting dalam penelitian. Ibarat orang, judul
adalah kepala.
e.
Proposal
penelitian
Proposal
penelitian adalah rancangan penelitian dari seorang mahasiswa, yang akan
mengadakan penulisan karya ilmiah berupa skripsi, tesis maupun disertasi.
Proposal
penelitian kuantitatif terdiri dari: 1) Judul; 2) Latarbelakang Masalah; 3)
Rumusan Masalah; 4) Tujuan Penelitian; 5) Manfaat Penelitian; 6) Kerangka
Teori; 7) Kerangka Konsep; 8) Hipotesis; 9) Metodologi Penelitian (9.1
Metode/Jenis Penelitian, 9.2 Lokasi Penelitian, 9.3 Teknik Pengumpulan Data,
9.4 Populasi, 9.5 Sampel, dan 9.6 Analisis Data.
f.
Kuantitatif
Penelitian
kuantitatif cenderung bebas nilai alias tidak berpihak untuk mendapatkan
objektifitas. “...istilah ‘objektif’[1]
sering diasosiasikan dengan istilah-istilah: ilmiah (scientific),
empiris, behavioristik, behavioral, struktural, positivistik, fungsionalis,
mekanistik, deterministik, kuantitatif, deduktif, makro, klasik,
konservatif, tradisional, linier, materialis, atomistik, reduksionis,
rasionalistik dan statis. Dalam antropologi, pendekatan obyektif sering
dianalogikan dengan pendekatan etik (dari luar).” (Mulyana, 2001: 21).
Pendekatan
objektif diterapkan dalam penelitian yang sistematis, terkontrol, empiris dan
kritis atas hipotesis mengenai hubungan yang diasumsikan diantara fenomena
alam. Pendekatan ini memandang bahwa ‘kebenaran’ dapat ditemukan bila kita
dapat menyingkirkan campur tangan manusia ketika melakukan penelitian. Dengan
kata lain mengambil jarak dari objek yang diteliti (Mulyana, 2001: 23).
Perspektif
objektif ini dilakukan dengan menggunakan metode kuantitatif. Yang pasti adalah
masing-masing metode memiliki metodologi yang disepakati.
g.
Kualitatif
penelitian
kualitatif tidak bebas nilai. Peneliti maupun sumber data (informan) memiliki
pandangan, keyakinan, nilai, kepentingan, kebutuhan, persepsi, konsepsi yang
berbeda-beda. Sehingga, masing-masing pihak akan terikat oleh intrinsik nilai
yang dimiliki masing-masing. Istilah ‘subyektif’ sering dikaitkan dengan
istilah-istilah: humanistik, interpretif, fenomenologis, konstruksionis,
naturalistik, interaksionis, interaksional, kualitatif, induktif,
holistik, eksplanatori, mikro, kontemporer dan dinamis. Dalam antropologi,
pendekatan subjektif sering dianalogikan dengan pendekatan emik (dari dalam).”
(Mulyana, 2001: 21).
Pendekatan
subjektif meyakini tidak ada fenomena yang tunggal, yang dapat dipisah-pisahkan
dari konteksnya. Sebab manusia adalah makhluk yang unik dan aktif dalam
berpikir dan bertindak. Disisi lain manusia dapat menghubungkan gejala yang
satu dengan yang lain. Manusia dinamis dalam menginterpretasikan realita dalam setting
situasi dan kondisi yang melingkupinya (konteksnya), untuk memperoleh
pemahaman terhadap objek yang diteliti tentang manusia. Peneliti harus melebur
kedalamnya. Pendekatan ini lebih terbuka dan dinamis dalam upaya memperoleh
kebenaran ilmiah. Perspektif subjektif ini dilakukan dengan menggunakan metode
kualitatif. Yang pasti adalah masing-masing metode memiliki metodologi yang
disepakati.
Penelitian
Kuantitatif
|
Penelitian
Kualitatif
|
Ciri-ciri:
·
Deskriptif
Survei
·
Mengetahui
hubungan antar variabel
·
Menggunakan
metode eksperimen
·
Analisis data
|
Ciri-ciri:
·
Studi kasus
eksploratif
·
Studi kasus
deskriptif
·
Studi kasus
eksplanatif
·
Fenomenologis
·
Etnografis
·
Analisis teks
media (framing, wacana dan sebagainya)
|
Maka, proses Logico Hyphotetico Verikatif dalam penelitian
adalah proses pengamatan terhadap suatu fenomena yang memiliki masalah (das
sollen das sein), yang kemudian merujuk pada penelitian terdahulu sebagai
bahan acuan penelitian. Judul ditetapkan sebagai konsep dasar proposal
penelitian, sebagai rancang bangun penelitian ilmiah. Baik itu penelitian yang
bersifat kuantitatif ataupun kualitatif.
3. Berikut
persyaratan judul penelitian ilmiah:
a.
Judul
harus menggambarkan 2 variabel (variabel adalah gejala (psikologi), fenomena
(sosial), peristiwa (eksakta) yang sedang diamati oleh seseorang, sehingga
melakukan penelitian. Variabel sesuatu yang dapat diukur (eksakta).
Variabel
ada tiga yaitu: 1) Intervening Variable (Variabel Antara) misalnya: usia, jenis kelamin, pendidikan,
pekerjaan, agama, status sosial; 2) Independent Variable = Variabel yang
mempengaruhi; dan 3) Dependent Variable = Variabel yang dipengaruhi.
b.
Didukung
oleh daftar pustaka (baik dari perpustakaan milik umum), referensi (koleksi
pribadi), dan jurnal (hasil publikasi seorang peneliti).
c.
Judul
harus spesifik (tidak melebar kemana-mana, harus khas dan sempit).
d.
Peneliti
tertarik terhadap judul tersebut (harus didiskusikan kepada dosen terkait, kawan-kawan,
buat kelompok diskusi).
a.
Manfaat
Akademis
Mampu
berkontribusi dalam menambah dan memperluas khazanah penelitian Ilmu
Komunikasi, dan menjadi referensi tambahan bagi mahasiswanya, khususnya
Mahasiswa Magister Ilmu Komunikasi FISIP USU.
b.
Manfaat
Teoritis
Dari
hasil penelitian ini memberikan pengembangan terhadap ilmu dasar penelitian,
terutama terhadap permasalahan penelitian. Perkembangan Ilmu Komunikasi
terkhusus (studi penelitian terkait).
c.
Manfaat
Praktis
Memberikan perbandingan,
masukan dan merubah kebijakan objek penelitian.
[1] Objektif
artinya temuan-temuan tersebut memungkinkan orang lain dapat menguji ulang
generalisasi tersebut. Baik pada waktu, tempat, cara dan situasi yang lain.
Demikian pula, penelitian tersebut disajikan ‘apa adanya’ tanpa adanya judgement
peneliti.
[2] Manfaat
penelitian berkaitan dengan kegunaan pengembangan keilmuan/akademis, dan
kegunaan praktis lainnya.
Komentar
Posting Komentar