ERA DIGITALISASI: BAK PEDANG BERMATA DUA

sumber: www.google.co.id
Bagir Manan, Mantan Ketua Dewan Pers merasa prihatin melihat banyaknya pengaduan dari masyarakat terkait pemberitaan media massa yang negatif. Dalam setahun, jumlahnya bisa sampai seribuan pengaduan kasus Pers yang masuk ke Dewan Pers. Menurut pengakuan Jimmy Silalahi yang pernah menjabat sebagai Anggota Dewan Pers, sekitar 80 persen dan setengahnya berasal dari Sumatera Utara. Tentu hal ini sangat memalukan bagi kita sebagai masyarakatnya. Lantas, kini tugas Dewan Pers semakin berat dengan perkembangan media digital, termasuk media sosial yang berdasarkan penelitian, 50 persennya mengandung informasi hoax. Walaupun sudah ditekankan bahwa wartawan Indonesia tidak membuat berita bohong, fitnah, sadis dan cabul, namun kenyataannya Pasal 4 dalam Kode Etik Jurnalistik tersebut kerap diabaikan, terutama oleh media baru.
Ironisnya, tidak semua masyarakat bisa mengenali mana informasi yang mengandung hoax dan mana berita yang benar. Disinilah masyarakat harus berhati-hati seiring dengan kemajuan teknologi informasi, dengan luberan informasi yang tak ubahnya seperti gelombang tsunami yang siap memakan siapapun yang tidak siap dengan itu. Lantas, era digitalisasi bak pedang bermata dua. Disatu sisi, melalui internet kita bisa menimba ilmu dengan biaya murah, namun disisi yang lain, ada begitu banyak informasi yang menyesatkan dan siap merusak masyarakat, terutama generasi muda. Bahkan, perkembangan hoax yang semakin tidak terkontrol ini mengubah wajah bangsa yang ramah-tamah menjadi mudah tersinggung, susah memaafkan, membahayakan masa depan bangsa dan berpotensi merusak peradaban manusia.

Komentar

Postingan Populer