TEORI-TEORI KOMUNIKASI
mirzashahreza.wordpress.com |
- Teori informatif. Teori ini dikembangkan oleh Sannon dan Weaver (1949). Teori informasi merupakan salah satu teori klasik, dimana teori ini menitikberatkan pada komunikasi sebagai suatu transmisi pesan dan bagaimana transmitter menggunakan media dalam berkomunikasi. Dalam hal ini, jika sinyal media yang digunakan baik, maka komunikasi akan berjalan efektif, begitupula sebaliknya. Apabila sinyal media tidak baik, maka komunikasi tidak akan berjalan dengan lancar.
- Teori Uses and Gratifications (Penggunaan dan Kepuasan). Teori ini dikembangkan oleh Blumler dan Kutz (1974). Mereka berpendapat bahwa pengguna media memiliki peran aktif dalam memilih media yang digunakannya. Sehingga, pengguna media dapat dikatakan sebagai pihak utama dalam suatu proses komunikasi. dalam hal ini, pengguna mempunyai pilihan untuk menentukan media yang sesuai dengan kebutuhannya.
- Teori Agenda Setting. Teori ini dikembangkan oleh McCombs dan Shaw (1972). Teori agenda setting beranggapan apabila media memberikan tekanan pada suatu peristiwa maka, media tersebut akan membuat masyarakat menganggap peristiwa itu penting. Dalam hal ini, media mempunyai efek yang sangat kuat dalam mempengaruhi asumsi masyarakat. Sehingga akan muncul asumsi bahwa apa yang dianggap penting oleh media akan dianggap penting oleh masyarakat.
- Teori Konstruktivisme. Piaget dan Vigotski adalah dua nama yang selalu dikaitkan dengan teori ini. Teori konstruktivisme beranggapan bahwa manusia selalu memiliki pandangan sendiri terhadap kenyataan. Mereka senantiasa mencari dan mempelajari untuk menemukan bahasa pertama dan kedua. Disisi lain, teori ini juga didefinisikan sebagai pembelajaran generatif. Pembelajaran yang merupakan suatu tindakan untuk menciptakan suatu makna dari apa yang telah dipelajari.
- Teori Nativisme. Chomsky dan Hadley (1993) adalah tokoh pendukung teori nativisme. Teori ini berpandangan bahwa manusia satu-satunya makhluk Tuhan yang dapat berkomunikasi melalui verbal. Disisi lain, bahasa merupakan suatu yang kompleks, oleh karenanya manusia senantiasa belajar untuk dapat berkomunikasi dengan makhluk Tuhan yang lain.
- Teori Sibernetik. Wiener (1945) adalah tokoh dibalik teori ini. Teori ini tergolong teori baru sejalan dengan berkembangnya teknologi informasi dan ilmu sosial. Teori sibernetik merupakan suatu sistem pengontrol yang didasarkan pada komunikasi antara sistem dengan lingkungan dan antar sistem itu sendiri. Pengontrol dan sistem berfungsi dalam memperhatikan lingkungan. Penerapan teori sibernetik biasanya diperuntukkan kepada siswa agar mencapai hasil yang efektif.
- Teori Dependensi Efek Komunikasi Massa. Teori ini merupakan salah satu teori dari komunikasi massa. Dependensi media efek komunikasi massa beranggapan bahwa kepercayaan individu kepada media akan berkembang apabila kebutuhan informasional yang tidak dapat ditemukan dalam pengalaman langsung terpenuhi. Massa dinilai bergantung pada media untuk mencapai tujuan. Ini merupakan pendekatan konsisten dengan gagasan dasar dari model penggunaan. Little John, menilai ketergantungan seseorang dinilai dari jumla dan sentralitas tentang fungsi informasi yang disajikan, serta stabilitas sosial. Semakin penting media terhadap individu, semakin tinggi pula nilai dari media tersebut.
- Teori Birokrasi. Teori Birokrasi digunakan untuk komunikasi organisasi. Max Weber (1948), mengungkapkan bahwa model birokrasi seringkali dipakai untuk mencapai komunikasi organisasi yang efektif. Menurut Weber, ada delapan karakteristik struktural terkait birokrasi organisasi.
- Teori Struktural Fungsional. Teori ini merupakan bangunan paling dasar dari ilmu sosial. Beberapa tokoh yang mencetuskan teori ini diantaranya August Comte, Emile Durkheim, dan Herbert Spencer. Pemikiran struktural fungsional dipengaruhi oleh pemikiran biologis yang menganggap masyarakat yang saling ketergantungan akibat konsekuensi dari bertahan hidup. Tujuan dari teori ini adalah mencapai keteraturan sosial.
- Teori Difusi Inovasi. Teori ini menjelaskan bagaimana suatu inovasi disampaikan melalui saluran-saluran tertentu kepada sekelompok anggota dari sistem sosial. Rogers (1961) menjelaskan bahwa “difusi adalah suatu bentuk komunikasi yang bersifat khusus dan berkaitan dengan penyebaran beberapa pesan berisi gagasan-gagasan baru. Teori ini sering dikaitkan dengan proses pembangunan masyarakat.
Komentar
Posting Komentar