AL-QUR’AN SEBAGAI SEBUAH MUKJIZAT

                                                                               http://laziswahdah.com
 “Sekiranya Kami turunkan Al-Qur’an ini kepada sebuah gunung, pasti kamu akan melihatnya tunduk berpecah-belah disebabkan takut kepada Allah. Dan perumpamaan-perumpamaan itu Kami buat untuk manusia agar mereka berpikir”  –Surah Al-Hasyr: 21.
Al-Qur’an merupakan mukjizat yang diberikan oleh Allah SWT kepada Rasul  Muhammad SAW.  Dalam praktiknya, biasanya Allah menurunkan mukjizat untuk melawan ketidakpercayaan orang kafir terhadap kebenaran yang disampaikan oleh utusan-Nya. Kini, sepeninggal Baginda Nabi Besar Muhammad SAW, Al-Qur’an menjadi pedoman hidup umat muslim dunia dan menjadi salah satu wasiat yang ditinggalkan untuk keselamatan umatnya.
Sekarang kata “Mukjizat” sering disalah artikan dengan seolah setiap orang bisa saja mendapatkannya. Masih lekat di ingatan kita kisah Ponari dengan batu ‘ajaibnya’ yang kata orang dapat menyembuhkan beragam penyakit, dan media massa latah menyebut fenomena itu sebagai suatu mukjizat. Atau selamatnya 18 penumpang dari tragedi jatuhnya Pesawat Mandala juga disebut-sebut sebagai sebuah mukjizat. Yang lebih parah lagi, saat DP alias Dewi Persik pulang umrah, ia pun mengaku mendapatkan mukjizat!
Lantas apa sebenarnya mukjizat? Bukankah mukjizat hanya diturunkan kepada Nabi dan Rasul untuk menjawab tantangan penentang-penentangnya. Seperti Nabi Ibrahim AS yang tidak tersulut oleh apinya Raja Namrud, Nabi Musa yang dapat membelah air dan mengubah tongkat menjadi ular. “Dan (ingatlah) ketika kami membelah laut untukmu, sehingga kamu dapat Kami selamatkan dan Kami tenggelamkan (Fir’aun) dan pengikut-pengikut Fir’aun sedang kamu menyaksikan” (Surah Al-Baqarah: 50).
Nabi Isa yang dapat menyembuhkan penyakit kusta dan menghidupkan burung dari tanah, serta Nabi Muhammad yang dapat mengucurkan air dari buku-buku jarinya. Bukankah Al-Qur’an juga merupakan mukjizat terbesar yang diturunkan Allah SWT ke muka bumi?
Terbukti! Sampai saat ini Kitab Allah merupakan kitab satu-satunya yang tak dapat diintervensi siapapun. Isinya tetap sama dengan 1400 tahun yang lalu ketika pertama kali diturunkan. Bahkan, isinya selaras dengan penemuan-penemuan mutakhir yang ditemukan oleh manusia saat ini. Sejak dulu, Allah SWT telah menantang pula mereka yang meragukan mukjizat Al-Qur’an. Terdapat dalam Surah Al-Baqarah: 23-24 yang berbunyi: “Dan jika kamu meragukan (Al-Qur’an) yang Kami turunkan kepada hamba Kami (Muhammad), maka buatlah satu surah semisal dengannya dan ajaklah penolong-penolongmu selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar”.
“Jika kamu tidak mampu membuatnya, dan (pasti) tidak akan mampu, maka takutlah kamu akan api neraka yang bahan bakarnya manusia dan batu yang disediakan bagi orang-orang kafir”.
Disini akan coba dipaparkan dua ayat Al-Qur’an yang telah ditemukan kebenarannya: “Dan Dia-lah yang membiarkan dua laut mengalir (berdampingan); yang ini tawar dan segar dan yang lain sangat asin lagi pahit; dan Dia jadikan antara keduanya dinding dan batas yang tidak tembus” (Surah Al-Furqan: 53).

                                                                              http://2.bp.blogspot.com
Firman Allah diatas dibuktikan dengan ditemukannya dua air laut yang berdampingan, baik air laut yang terdapat di Spanyol maupun di Kalimantan. Dan, diantara keduanya tidak ada celah yang dapat ditembus. Persis seperti Kalam-Nya, bahkan ikan yang ada di laut tawar tidak masuk ke zona ikan yang ada di laut asin, begitupula sebaliknya. Masya Allah!
“Maka pada hari ini Kami selamatkan jasadmu agar engkau dapat menjadi pelajaran bagi orang-orang yang datang setelahmu, tetapi kebanyakan manusia tidak mengindahkan tanda-tanda (kekuasaan) Kami” (Surah Yunus: 92).
Fir’aun adalah gelar bagi raja-raja Mesir pada masa lalu. Menurut sejarah, Fir’aun pada masa Nabi Musa AS ialah Menephthan (1232-1224 SM) anak Ramses. Dari ayat diatas terbukti setelah 3400 tahun semenjak zaman Nabi Musa, yang diselamatkan Allah ialah tubuh kasarnya. Menurut sejarah, setelah Fir’aun tenggelam, mayatnya terdampar di pantai dan ditemukan oleh orang-orang Mesir, lalu dibalsem sehingga utuh sampai sekarang dan dapat dilihat di Museum Mesir.

Ataupun ayat lain, yang menunjukkan proses penciptaan umat manusia di Al-Qur’an  berkesesuaian dengan ilmu kedokteran. Seperti 40 hari dalam bentuk sperma, 40 hari dalam bentuk segumpal darah (‘alaqah) dan 40 hari dalam bentuk segumpal daging (mudghah). Semoga tulisan ini mampu membakar semangat kita kembali untuk terus mengkaji Al-Qur’an, baik yang tersurat maupun yang tersirat. Hingga semakin tebal lah rasa keimanan kita. Apalagi, di bulan ramadhan ini, dimana setiap amalan yang baik akan senantiasa dilipatgandakan pahalanya oleh Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Amin.

Komentar

Postingan Populer