MEKKAH UNDER ATTACK 571 M
Saat
kelahiranmu. Sejarah mencatat, gerombolan bala tentara bergajah mengepung kota
tempat engkau mengeluarkan tangisan pertama. Dari gajah-gajah bertapak besar
dan mengepulkan debu kemana-mana itu, masyarakat Mekkah hanya bisa menahan
debar cepat jantung di dada mereka. Dengan sorot mata perih, mengandung
ketakutan yang amat sangat.
Dari
bisik-bisik kecil, tahulah mereka bahwa pemimpin tentara bergajah itu bernama
Abrahah. Gubernur Yaman yang ingin meluluh-lantakkan bangunan keramat, yang
dibangun oleh Nabi Ibrahim bersama putranya. Tidak banyak yang tahu ada apa
dibalik penyerangan itu. Sampai saat ini masih saja menjadi sebuah misteri.
Tapi,
ternyata Allah tidaklah berkenan dengan perilaku babar tersebut. Lantas, Allah
mengirimkan Burung Ababil dengan batu-batu bara neraka di kedua cakar kakinya.
Mungkin, sekarang perumpamaan Burung Ababil itu seperti sekumpulan skuadron jet
tempur yang siap membombardir musuh. Dengan torpedonya yang dilengkapi sistem
pelacak, sehingga musuh tidak bisa lari kemana-mana. Kocar-kacir!
Begitulah
kiranya cara Allah melaknat orang-orang yang hendak berbuat makar. Disaat
tentara Abrahah takluk seperti daun dimakan ulat oleh keperkasaan manuver
burung Ababil. Disaat itu pula lah pecah tangis pertamamu Muhammad ke
dunia.
***
HARI KELABU
Langit
tampak seolah begitu kelabu. Padahal, hari itu cuaca tampak cerah-cerah saja.
Bahkan, matahari sangking terlalu bersemangatnya hingga memancarkan sinar yang
paling terik. Cuaca Madinah tahun 632 kala itu benar-benar gersang. Tapi tiada
suatu apapun yang mampu menghentikan setiap mata untuk menangis. Masyarakat Madinah
sedang dirundung duka cita.
Nabi
Muhammad baru saja pergi meninggalkan umatnya untuk selama-lama. Anak-anak,
muda-mudi, para tetua, lelaki dan perempuan. Semuanya mengeluarkan air mata.
Deras! Sederas perasaan setiap anak manusia yang merasa kehilangan sosok
pilihan Allah SWT, yang paling agung moral dan perangainya.
“Akan
kutebas tangan dan kaki orang yang berani mengatakan Muhammad telah
wafat!!!!!!” ancam Umar sambil mengacungkan pedang ke langit, garang. Umar bin
Khattab benar-benar muntab, tak terima kepergian baginda nabi.
“Umar!!!!!!!”
pekik Abu Bakar di sela-sela isak tangisnya yang tak tertahankan.
“Saudara-saudara!,
barangsiapa mau menyembah Muhammad, Muhammad sudah meninggal. tetapi
barangsiapa menyembah Allah SWT. Allah SWT selalu hidup! Dan tidak pernah
mati!”
Umar
dibuat bungkam sepersekian detik. Sampai akhirnya Abu Bakar melanjutkannya lagi
dengan mengutip Surah Ali ‘Imran 114: “Muhammad hanyalah seorang rasul. Sebelum
dia pun telah banyak rasul-rasul yang sudah lampau. Apabila dia mati atau
terbunuh, apakah kamu akan berbalik ke belakang? Barangsiapa berbalik ke
belakang, ia tidak akan merugikan Tuhan sedikitpun. Dan Tuhan akan memberikan
balasan kepada orang-orang yang bersyukur”.
***
OMAR: THE LION OF DESSERT
“Omar si singa padang pasir”, begitulah
orang-orang mengenalmu. Engkaulah yang paling menentang dan membenci ajaran
Nabi. Engkaulah yang paling getol pula menyiksa pengikut setia Muhammad SAW.
Sampai-sampai umat Islam takut jika berpas-pasan denganmu. Hingga Allah
mengabulkan do’a Baginda Nabi, dengan masuknya Omar ke dalam Islam. Allah telah
memilih putra Khattab untuk memperkuat dan memuliakan Islam. Lawan pun menjadi
segan akan kekuatan Islam.
Kau
berjuang, kau mati-matian membela Dinul
Haq ini. Dengan bajumu yang kumal, tidak menghalangimu untuk tetap ahli
mengatur strategi. Pengetahuanmu luas, dan yang terpenting engkau adil –tak
pandang bulu dalam ber’amar ma’ruf nahi
munkar. Hingga, engkau tidak hanya digelari Amirul Mukminin (Pemimpin orang-orang mukmin), tapi juga Al-Faruq (Sang Pembeda).
Berkat
perjuanganmu yang tiada dapat diragukan lagi. Kini, Islam dapat berkembang
pesat di seluruh dunia. Di masamu, Islam tidak hanya ada di Jazirah Arab. Tapi
menyebar ke Mesopotamia, Persia, Mesir, Palestina, Syria, Afrika Utara dan
sampai pula ke Armenia.
***
IMAM ALI
Engkau
pemimpin yang memimpin ditengah prahara. Saat manusia dimabuk kepayang oleh
harta dan tahta. Saat kepemimpinan berujung kolusi dan nepotisme. Engkau tampil
bermaksud menghentikan kedzaliman. Tapi, orang-orang bengal itu malah menuduhmu
sebagai pelaku utama kudeta.
Padahal,
mana mungkin engkau mengkhianati sahabatmu. Yang merupakan Khalifatur Rasulillah ketiga. Bukankah dulu, kalian berjuang
bersama-sama dengan harta benda bahkan nyawa demi kemuliaan Islam? Sebenarnya,
mereka takut akan gaya kepemimpinanmu. Yang terkenal tegas, keras, disiplin
namun adil. Mereka takut itu membahayakan kesenangan yang telah mereka peroleh.
Hingga
di masamu, perang saudara antar umat Islam tak dapat terelakkan. Dimulai dengan
Perang Jamal antara engkau dan Aisyah, Talhah serta Zubair. Kemudian Perang
Shiffin antara engkau dan Mu’awiyah bin Abu Sufyan. Dari perang itu muncul lah
tiga golongan: 1. Mereka yang tetap setia mendukungmu, 2. Mereka yang mendukung
Mu’awiyah, 3. Dan mereka yang keluar dari barisanmu serta menetangmu (Khawarij). Sampai akhirnya engkau
terbunuh di tangan Abdurrahman bin Muljam pada bulan ramadhan.
Komentar
Posting Komentar