PERTANYAAN PALING NYEBELIN PAS LEBARAN!
www.google.co.id |
Usai
sembahyang maghrib, lamat-lamat suara takbir pun kudengar. Yang saling
bersahut-sahutan antara satu masjid dengan masjid lainnya. Menciptakan suatu
gema takbir yang sambung-menyambung menentramkan jiwa. Baik yang dilantunkan
oleh orang dewasa maupun anak-anak kecil bersuara cempreng, tapi semua
rangkaian kalimat takbir itu terdengar indah saja. Beda dengan suara-suara
setelah itu, seperti mercon, petasan dan kembang api yang menyalak-nyalak
mengagetkan telinga.
Tapi
tidaklah mengapa, senang juga kutengok anak-anak tetangga memegangi kembang api
sambil berlari-lari kegirangan. Semua petanda ini menandakan bahwa besok sudah
raya. Tanpa perlu lagi aku menyetel tv dan melihat berita, oleh karena itu saya
pribadi Khairullah, S.Ikom dan keluarga mengucapkan ‘Minal ‘aidin wal faidzin’
Mohon maaf lahir dan batin.
***
http://img.antaranews.com |
Pada
paginya setiap orang mengenakan pakaian terbaiknya, dan dengan lahkah mantap
menuju ke masjid atau tanah lapang untuk memuja dan memuji keagungan-Nya. Seusai
melaksanakan perintah-Nya untuk ruku’ bersama orang-orang yang ruku’, khatib
banyak berpesan kepada para jama’ah untuk merefleksikan kembali nilai-nilai
ketaqwaan yang terdapat pada bulan ramadhan dalam kehidupan sehari-hari. Baik
itu dalam bentuk hablum minan llah (ibadah vertikal/ menyembah kepada
Allah SWT) maupun hablum minan nas (horizontal/ membina hubungan baik
antar sesama manusia).
Agenda
hari raya idul fitri ini pun tidak akan lengkap, tanpa adanya salam-salaman dan
saling bermaaf-maafan. Baik oleh istri kepada suami, suami kepada istri, anak
kepada orangtua, orangtua kepada anak, bawahan kepada atasan dan atasan kepada
bawahan. Sungguh suasana yang sangat menyejukkan.
Siang
dan malam harinya setiap keluarga muslim berkumpul bersama di ruang keluarga,
dan menyaksikan beragam tayangan menarik ditemani hidangan ketupat, rendang, opor
ayam dan bermacam-macam kue lebaran. Intinya semua orang pada hari itu besukacita
merayakan Hari Raya Idul Fitri 1438 H.
***
www.google.co.id |
Namun
dibalik suasana yang penuh sukacita itu, ada juga hal paling menyebalkan alias nyebelin bagiku yaitu pertanyaan “Kerja Dimana?”. Biasanya pertanyaan ini berlanjut dengan
perkataan-perkataan lainnya yang bernada ejekan seperti: Udah lama lulus kok
nggak kerja-kerja? Pengangguran! Jadi masih ngarep dari bokap-nyokap?
Sayang banget sekolah tinggi-tinggi eh kerjanya di rumah doang! Sayang
banget padahal IPK-nya tinggi lho, Koq ga kerja-kerja? Sekarang
lagi sibuk apa? Hmm.... baru juga lulus udah ditanya kerjaan aja. Bawel!
Lebaran
yang lalu beda lagi, pertanyaan yang terlontar padaku ialah “Kapan lulus?”, “IPK-nya
berapa?” Dan aku pun menjawab “Gue lulus nanti pas udah sidang
skripsi, Puas?! Atau kadang aku menjawab “Gue akan lulus pada saatnya,
doain aja ya guys! Aku tahu lebaran
tahun depan pasti akan muncul pertanyaan menyebalkan lainnya seperti “Kapan
kawin?”, atau “Kapan punya anak?”. Aku benar-benar sebal dengan semua
pertanyaan ini! Mengapa aku harus terus mengikuti kemauan mereka. Mengapa aku
tidak bisa menjadi diri sendiri dan terus berproses. Maka daripada itu, “DIEM
LO!”. Benar-benar Pertanyaan paling kampret dan basa-basi busuk! “Ngana tanya lagi
dimana kitorang kerja? Kitorang colok ngana punya mata!" Hehehe.
Komentar
Posting Komentar