MENINGKATKAN INTENSITAS IBADAH

                                                                               http://3.bp.blogspot.com
Tasbih
 “Apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi bertasbih kepada Allah. Dan Dialah yang Maha Perkasa, Maha Bijaksana” (Surah Ash-Shaf: 1).
Subhanallah! Bahkan apa yang ada di langit dan apa yang terkandung didalam bumi, semuanya menyebut dan menyeru kepada Allah Sang Khalik dengan ucapan yang dicintainya, yaitu kalimat tasbih. Tasbih didalam Bahasa Arab berasal dari kata kerja “Sabbaha-Yusabbihu” yang berarti memuji. Tasbih adalah bentuk mufrad yang bermakna pujian.
Menurut pandangan Islam, segala bentuk pujian kembali kepada Allah. Pujian makhluk kepada makhluk kembali kepada Allah. Pujian Allah kepada makhluk kembali kepada Allah. Pujian makhluk kepada Allah kembali kepada Allah. Dan pujian Allah kepada Allah kembali kepada Allah. Sebab, Allah lah tempat kita berserah diri di alam dunia yang fana ini. La haula wala quwwata illa bilahil ‘aliyyil ‘adhim.
Di dalam sebuah hadist, Nabi Muhammad SAW pernah berpesan bahwa ada satu amalan yang ringan untuk dikerjakan, namun alangkah berat timbangan pahalanya di yaumil mizan (hari pertimbangan). “Apa itu?” tanya para sahabat penasaran ingin tahu. Nabi Muhammad SAW pun menjawab, “Mengucapkan tasbih: Subhanallah wa bihamdihi, subhanallahil ‘adhim (Maha Suci Allah dengan segala puji-Nya, Maha Suci Allah dengan segala keagungan-Nya).
Ya, sesungguhnya Allah memang Maha Besar dengan segala keagungan yang dimiliki-Nya. Maka, sudah sepantasnya menjadi kewajiban kita untuk terus mendecahkan lidah yang diciptakan-Nya dengan kalimat-kalimat talbiyah. Semoga dapat semakin memberatkan timbangan amal pahala kita di hari pertimbangan kelak. Amin.

                                                                          http://www.arrahman.id

Jujur
Beberapa belas hari lagi kita akan merayakan kemenangan setelah berpuasa di bulan ramadhan. Kemenangan yang terdapat pada bulan syawal itu akan menjadi perwujudan atau tolok ukur. Sukseskah kita menjalankan ibadah puasa dengan baik dan benar sesuai dengan tuntunan yang ada. 
Apakah di bulan syawal nanti, kita akan tetap jujur sebagaimana saat kita menahan lapar dan dahaga serta berbagai macam hal yang membatalkan puasa. Memang, pada bulan syawal tidak ada kewajiban untuk berpuasa kembali. Tetapi, apakah nilai-nilai kejujuran yang ada diterapkan pada bulan-bulan berikutnya?
Sejatinya, jujur bukan hanya sekedar sikap belaka. Lebih dari itu, kata jujur adalah akar dari keselamatan atau masalah suatu negara. Bayangkan! Jika kejujuran tidak lagi tertanam didalam hati, bukankah masalah terbesar negeri ini seperti korupsi bakal terus menggelinding ke permukaan?

                                                                                       http://www.aktual.com

Menyimpan Celengan di Surga
Di pembahasan-pembahasan terdahulu, telah kita pahami bahwa ada empat cara merebut rindu surga, yaitu: 1. Rajin membaca Al-Qur’an, 2. Gemar bersedekah, 3. Menjaga lisan, dan 4. Berpuasa di bulan ramadhan. Maka, selain itu ada pula tiga hal yang menjadikan kita memiliki simpanan (celengan) di surga kelak, yaitu: 1. Sembunyi-sembunyi dalam bersedekah, 2. Menyembunyikan cobaan/ ujian yang diberikan oleh Allah dari orang lain, dan 3. Menyambung silaturrahmi.
Semoga di malam-malam puasa yang ke-18, 19, 20, 21 ini kita semakin keranjingan beribadah. Sebab, Allah telah menjanjikan berbagai macam bentuk pahala pada malam itu. Seperti pada malam 18, Allah akan senantiasa meridhai orang yang beribadah pada malam itu dan juga meridhai kedua orangtuanya, yang masih hidup ataupun yang sudah meninggal. Malam ke-19, Allah akan memberikan pahala sebanding dengan pahala yang didapatkan syuhada (orang yang syahid di jalan Allah) dan juga kaum shalihin.     

Malam ke-20, Allah akan menaikkan derajat hamba-Nya. Dan pada malam ke-21, Allah akan membuatkan istana di surga untuk kita, yang bahannya terbuat dari cahaya. Subhanallah! Semoga kita termasuk hamba-Nya yang mendapatkan keutamaan-keutamaan beribadah pada malam tersebut. Maka, mari kita meningkatkan intensitas ibadah kita. Sehingga, kelak kita akan mendapatkan surga-Nya dan dijauhkan dari siksaan api neraka, yang tentunya amat pedih dan tiada terkira. Wallahu ‘alam bish shawab.

Komentar

Postingan Populer