DO’A TANPA AMAL = OMONG DOANG!
Ada
sebuah hadis Nabi Muhammad SAW yang menyiratkan bahwa manusia tidak boleh
melupakan penghidupannya di dunia. Tapi, juga tidak boleh terlalu terlena
sehingga lupa tujuan utama, yaitu penghidupan yang lebih baik dan kekal
nantinya di akhirat. Hadist tersebut berbunyi: “Bekerjalah seolah-olah engkau
akan hidup selamanya, tapi juga beribadahlah kepada Allah seolah-olah engkau
akan mati besok”. Dari hadist ini tahulah kita bahwa hidup mesti sinkron, mesti
balance, mesti seimbang antara dunia
dan akhirat. Jadi tidak boleh timpang alias berat sebelahnya saja. Tidak boleh!
Namun
pada kenyataannya, manusia lebih menyenangi perkara dunia dan kurang sreg dengan kata-kata “akhirat”. Bahkan,
ada pameo sesat yang mengatakan, “Alah nanti
aja lah tobatnya pas uda tua!”. Na’udzubillahi min dzalik! Padahal, perkara umur hanya Allah yang
tahu. Bisa saja dia lebih dulu mati sebelum sempat meminta ampunan-Nya. Maka,
tampaknya kita tidak hanya dituntut untuk cakap dalam berdo’a selepas shalat.
Tapi juga berusaha mewujudkan isi do’a tersebut dalam kehidupan kita
sehari-hari.
“Rabbana atina fid dun ya hasanah, wa fil
akhirati hasanah, wa qina ‘adzabban nar,” adalah salah satu do’a favorit
yang sering kita baca. Do’a yang terkenal dengan sebutan “Do’a sapu jagad ini”
sejatinya memiliki makna yang sangat dalam, yaitu: “Ya Tuhan kami, berikanlah
kepada kami kebaikan di dunia, dan kebaikan di akhirat, serta jauhkanlah kami
dari siksa api neraka”. Kalau ditanyakan seberapa fasih kita dalam membaca do’a
ini, maka anak TK/TPA pun lebih fasih dari papa-mamanya di rumah. Tapi, adakah
usaha kita untuk menjadi baik di dunia, sehingga terhindar dari siksa api
neraka di akhirat nanti? Atau hanya sekedar berdo’a saja/ Inilah yang dimaksud
belajar tanpa buku = omong kosong, berdo’a tanpa amal = omong doang!
Di
bulan ramadhan yang suci ini, semestinya dapat menjadi ajang untuk mengamalkan
do’a-do’a yang kerap kita panjatkan kehadirat Allah SWT. Contohnya seperti do’a
sapu jagad diatas. Maka, dalam menjalankan ibadah puasa ini, kita buktikan
bahwa kita benar-benar berbuat kebajikan. Seperti rajin shalat 5 waktu
berjama’ah di mesjid, gemar melakukan qiyamul
lail (tarawih dan witir), tadarus (belajar Al-Qur’an) serta juga berinfaq,
menyediakan makanan bagi mereka yang berbuka atau bersedekah kepada mereka yang
kurang mampu.
Semoga
di bulan dimana pahala dilipatgandakan ini, menjadi pelecut bagi kita untuk
berlomba-lomba dalam berbuat kebaikan. Agar do’a yang kerap kita pinta tidak
hanya tergantung di bibir saja, tapi langsung diijabah oleh Allah yang Maha
Pengasih.
***
TIPS MENDAPAT KASIH-NYA
Ada
4 golongan manusia yang akan mendapatkan keridhoan serta kasih sayang dari
Allah SWT:
1. Orang-orang
yang mengamalkan ilmunya,
2. Orang-orang
yang hajinya mabrur,
3. Orang-orang
yang syahid di jalan Allah,
4. Orang-orang
yang mencari harta secara halal, dan membelanjakannya di jalan Allah.[]
***
MENGUKUR KADAR KEIMANAN SESEORANG
Berdasarkan
Surah Al-Anfal ayat 2, dapatlah kita ketahui ada beberapa kriteria orang-orang
yang “beriman”:
1. Mereka
yang apabila disebut nama Allah gemetar hatinya,
Contoh:
Ditengah perjalanan pulang ke kampung halaman, tiba-tiba suara adzan
berkumandang. Tanda bahwa salah satu waktu shalat telah tiba. Lantas, tergerak
hati kita untuk menghentikan sejenak perjalanan dan menunaikan panggilan-Nya.
2. Apabila
dibacakan ayat Al-Qur’an kepada mereka bertambah (kuat) imannya,
Contoh:
Di Indonesia, masyarakat muslim biasanya memperingati peristiwa Nuzulul Qur’an (turunnya Al-Qur’an) pada
17 ataupun 21 Ramadhan. Alangkah lebih baik jika momentum tersebut bukan hanya
untuk sekedar diperingati, tapi juga menjadi tolok ukur sudah sejauh mana kita
mengamalkan ajaran yang terdapat di dalamnya.
3. Hanya
kepada Tuhan mereka bertawakkal.
Contoh:
Hanya berpasrah kepada Allah semata. Tawakkal juga bisa diwujudkan dalam bentuk
syukur atas segala nikmat yang telah dianugerahkan dan tidak kufur (ingkar)
atas nikmat tersebut. Semoga bermanfaat!
Komentar
Posting Komentar