IMIGRAN GELAP FAKTOR DEMOGRAFI
http://static.inilah.com |
Warga Negara Asing (WNA) China yang terjaring razia oleh polisi,
dan diketahui menjadikan Indonesia sebagai basecamp aksi penipuan mereka
benar-benar tak dapat dibiarkan. Aksi cyber crime itu benar-benar
melecehkan negara kita, seolah-olah negara kita ini memberikan ruang nan
leluasa untuk melancarkan aksi-aksi mereka. Meskipun mereka tidak menipu
pejabat kita melainkan menipu pejabat mereka sendiri, tetap saja tindak
kriminal jaringan internasional ini tidak dapat dibiarkan sebab telah
seringkali terjadi.
Di tengah sulitnya warga pribumi untuk mengais rezeki di negeri
sendiri, bahkan dulu mereka berbondong-bondong untuk bekerja di sektor-sektor
yang seharusnya diisi oleh orang-orang kita. Walhasil, warga negara Indonesia
semakin menjadi gembel di negerinya sendiri yang katanya gemah ripah
loh jinawi. Saya takut jangan-jangan ada permainan di lingkaran penegak
hukum kita, sehingga arus kedatangan mereka seolah tak dapat dibendung dan bisa
bekerja aman-aman saja dengan visa kunjungan. Gitu lho!
Memang, mereka sah-sah saja untuk bekerja di negeri ini, tapi tentu
itu bukanlah dengan visa kunjungan, dan bukan dengan mengisi pos-pos yang bisa
dikerjakan oleh orang-orang kita. Hari ini mereka bisa saja menipu pejabat,
pengusaha dan warganya sendiri. Namun, besok atau lusa bukan tidak mungkin
mereka bakal menipu pejabat, pengusaha dan warga kita, jika hal-hal seperti ini terus dibiarkan
terjadi. Berita terbaru menyebutkan Polri dan kepolisian China tengah
bekerjasama mengusut tuntas sindikat penipuan skala internasional ini. Semoga
benar-benar membuahkan hasil dan dapat menghilangkan kerisauan ditengah-tengah
masyarakat kita. Pemerintah sendiri melalui Humas Polri juga baru-baru ini
dikabarkan tengah memproses ke-148 WNA China yang tertangkap untuk segera
dideportasi ke negaranya. Alhamdulillah!
Faktor Bengkaknya Demografi
Saya melihat fenomena migrasi penduduk China dan Taiwan ke
Indonesia juga sebagai dampak meledaknya penduduk disana. Sebagaimana
diketahui, bahwa China merupakan negara pertama dengan predikat penduduk
terbanyak di dunia. Jelas, jumlah demografi yang meledak itu menjadi salah satu
faktor sulitnya warga disana untuk mencari pekerjaan, selain daripada
spesifikasi pendidikan mereka yang memang rendah sehingga ditempatkan sebagai
buruh kasar. Bahkan, Pemerintah China juga turut memberlakukan program satu
keluarga satu anak, yang kalau di Indonesia disebut juga dengan program
Keluarga Berencana (KB) dua anak cukup.
Kita juga harus mengantisipasi ledakan penduduk di negara kita
sendiri. Apalagi, negara kita Indonesia juga termasuk kedalam empat negara
berpenduduk terbanyak di dunia. Belum lagi berbicara tidak sebandingnya jumlah
lapangan kerja di negara kita dengan jumlah penduduknya. Maka daripada itu, ada
beberapa solusi yang dapat kita tawarkan untuk menjawab permasalahan ini,
yaitu: Pertama) Menggalakkan program KB di lingkungan masyarakat kita. Walaupun
hal ini masih dianggap tabu oleh kebanyakan masyarakat kita, bahkan dianggap bertentangan
dengan ajaran agama. Namun, mereka harus terus diberikan pemahaman oleh pihak
terkait, bahwa filosofi ‘Banyak anak banyak rezeki’ tidak lagi berlaku kini.
Musabab ukuran banyaknya rezeki itu kini diukur dengan kualitas bukan dengan
kuantitas. Dengan tingkat pendidikan dan kapasitas berpikir, bukan lagi
semata-mata dengan otot dan tenaga saja.
Kedua) Menggalakkan UMKM ditengah-tengah masyarakat, juga termasuk
kepada lulusan sarjana. Terkadang lulusan sarjana tersebut perlu juga diberikan
pemahaman, bahwa mereka ada untuk menciptakan lapangan-lapangan kerja baru.
Sekecil apapun skala usahanya itu tidak masalah, sebab yang terpenting ialah
kemauan dan tidak terlalu berharap kepada lowongan pekerjaan yang semakin susah
saja untuk didapat. Ketiga) Memproteksi negara ini dari kedatangan imigran
gelap, dan ini jelas merupakan tugas dan tanggungjawab aparatur negara
Indonesia. Keempat) Masyarakat pro-aktif melaporkan imigran gelap yang
diketahui bekerja di lingkungannya. Sekian.
Komentar
Posting Komentar