MEDAN TERTIB BUKANLAH GURAUAN
www.facebook.com/tertiblalulintas.medan |
Sinergisitas
Antar-Sesama
Selasa, 31
Januari 2017 lalu, saya sempat terkejut juga saat mendengar Walikota Medan,
Dzulmi Eldin menerima Piala Wahana Tata Nugraha (WTN) Kategori Lalu Lintas
untuk Kota Metropolitan dari Menteri Perhubungan Republik Indonesia, Budi Karya
Sumadi. Padahal, menurut saya sebagai seorang pendatang lalu lintas di Kota
Medan masih semrawut dan termasuk dalam kategori ‘membahayakan’. Bagaimana
tidak? Beberapa angkot yang saya tumpangi misalnya, sangat tidak nyaman untuk
digunakan sebagai kendaraan umum. Supirnya cenderung ugal-ugalan dengan alasan
mengejar setoran. Lampu merah pun diterobos dikatakannya, “Belum merah kali,
Bang!” atau “Kutengok itu hijau, Bang!”. Akibatnya jelas, keselamatan
penumpanglah yang dipertaruhkan.
“Dan di lain
sisi, kemacetan ini memiliki korelasi yang signifikan dengan tingkat
ketidakteraturan yang ada pada para pengendara. Misalnya, angkutan umum yang
dengan seenaknya saja menurunkan penumpangnya, bahkan tidak jarang dilakukan
secara mendadak, sehingga membuat pengendara yang ada di belakangnya kemudian
mengeluarkan kalimat mutiara,” tulis Fajar Anugrah Tumanggor, sebagaimana
dikutip dari Suara Pembaca Tirto.id.
Saya juga
masih ingat dengan jelas, bagaimana berkendara angkot sangat tidak aman bagi
perempuan dan juga pendatang baru yang tidak tahu Medan. Mereka bisa saja
menjadi korban perampokan, penjambretan, hingga yang paling parah lagi seperti
menodongkan senjata tajam ataupun memperkosa. Saya masih ingat dengan jelas,
ketika MedanTalk salah satu akun Instagram di Kota Medan memberitakan
seorang pelajar perempuan melompat dari angkot karena hendak diperkosa.
Akibatnya, pelajar tersebut pun terluka karena terbentur aspal jalan.
Ataupun
pengakuan salah seorang teman saya di daerah Amplas, yang diancam dengan pisau
dan dimintai uang oleh preman disana. Beruntung, korban yang merupakan teman
saya itu hanya membawa uang Rp. 7000,00;. Namun, saya amat-sangat menyesali
keberadaan supir angkot yang seolah tidak tahu-menahu masalah itu. Pertanyaan
saya, apakah supirnya yang memang takut, atau jangan-jangan ada permainan
dibelakangnya? Yang pasti, tertib lalu lintas di Kota Medan masih jauh panggang
daripada api!
Meskipun,
penghargaan tertinggi dalam bidang penataan transportasi itu, merupakan yang
keempat kalinya secara berturut-turut sejak 2013. Namun, kita tentu berharap
Pemerintah Kota Medan tidak besar kepala, dan menganggap lalu lintasnya
tenang-tenang saja bah! Melainkan Dinas Perhubungan (Dishub) dan Polrestabes
Kota Medan melalui Satuan Polisi Lalu Lintas (Satlantas)-nya, terus termotivasi
memberikan pelayanan yang terbaik di bidang perlalu lintasan, sehingga
memuaskan masyarakatnya. Beberapa caranya ialah dengan melakukan peninjauan
langsung ke lapangan secara berkala, menindak para pelanggar secara tegas, dan
menghukum oknum-oknum mereka yang terlibat pungli alias pungutan liar. Ini juga
turut meresahkan pengguna jalan!
Bagaimanapun
juga, saat ini polisi kerap mendapatkan citra buruk atas kinerjanya, terutama
di jajaran Satlantas. Ada banyak oknum disana yang melakukan pungli dengan
dalih tilang. Bahkan, ada banyak diantara mereka yang tertangkap kamera tengah
melakukan tawar-menawar harga tilang ‘buat-buatan’ itu. Padahal, yang saya
pahami ialah tilang dimaksudkan negara untuk mengurangi jumlah pelanggaran lalu
lintas dan kecelakaan. Namun, ada banyak sekali dari oknum-oknum tersebut, yang
malah memanfaatkannya untuk ‘menambah’ pemasukan. Terlalu dan perlu ditindak
tegas!
www.facebook.com/tertiblalulintas.medan |
Masyarakat
pun kita harapkan untuk ikut mematuhi peraturan lalu lintas yang ada, sebab
sejatinya pelopor berlalu lintas adalah masyarakat. Jadi, berbagai plang
tentang kedisiplinan berkendara seperti “ANDA MEMASUKI KAWASAN TERTIB LALU
LINTAS” bukan hanya untuk ‘ditengok’ sambil lalu. Melainkan diindahkan dan
ditaati. Gitu lho!
“Daerah KTL
(Kawasan Tertib Lalu Lintas –red) adalah daerah percontohan tertib berlalu
lintas yaitu tata cara berlalu lintas, kelengkapan fisik kendaraan yakni lampu
sen, kaca spion, kelengkapan surat-surat kendaraan dan helm bagi pengemudi
sepeda motor dan beca motor,” kata Kadishub, Renward Parapat sebagaimana
dikutip dari Tribunnews.com.
Sehingga,
masyarakat yang tertib berlalu lintas lah yang dapat memberikan rasa nyaman
antar sesama pengguna jalan. Bukan malah saling kebut-kebutan, dan
potong-memotong jalan yang diiringi dengan klakson ataupun umpatan-umpatan
kasar. Jadi harus sinkron antara tuntutan hak kita ingin cepat sampai ke tujuan
dan kewajiban kita dalam berkendara.
Hanya dengan
saling bahu-membahu dan bersinergi antara Dinas Perhubungan dan Polrestabes,
serta partisipasi aktif masyarakatnya lalu lintas di Kota Medan bisa lebih
tertib dan tertata. Sehingga, memberikan rasa aman dan nyaman bagi para
pengguna jalan. Kita harus ingat dengan kata-kata Dzulmi Eldin yang
menyebutkan, “Ingat tujuan kita bekerja ini bukan untuk meraih penghargaan,
tetapi, memberikan pelayanan sebaik-baiknya di bidang perlalulintasan sehingga
memuaskan masyarakat,” pesannya sebagaimana dikutip dari Analisadaily.com.
Memberikan
Pemahaman Berkendara yang Baik
www.facebook.com/tertiblalulintas.medan |
Saya melihat
anak-anak Kota Medan, terutama murid-murid SD sudah sering diajarkan arti
pentingnya tertib berlalu lintas. Bahkan, dulu sempat diwacanakan UU Lalu
Lintas akan menjadi kurikulum sekolah. Saya juga senang jika dulu sempat
melihat anak-anak Pramuka pada pagi harinya di jalan Sisingamangaraja, yang
ikut membantu Pak Polisi dalam mengatur lalu lintas. Namun sayang, penanaman
nilai-nilai kedisiplinan dalam berkendara tersebut jarang berlanjut di jenjang
SMP terlebih lagi SMA. Padahal, di masa-masa itulah anak-anak kita cenderung
berada pada posisi labil, dan kerap mengikuti tata pergaulan yang salah.
Seperti konvoi setelah kelulusan, geng motor, balap liar sampai pada begal,
yang semuanya itu jelas meresahkan masyarakat.
“Ketertiban
Lalu-lintas Kota Medan semakin hari semakin memprihatinkan. Banyak sekali
rambu-rambu lalu-lintas yang dilanggar seperti menerobos lampu merah, berhenti
di depan garis, memotong jalur antrian sepeda motor dengan mobil, tidak memberi
lampu tanda ketika akan berbelok, berkendara melewati trotoar pejalan kaki,
berkendara melawan arah dan seterusnya. Secara tata-tertib lalu-lintas semuanya
bisa terlihat salah.” (SeMedan.com)
Seharusnya,
mereka juga harus diberikan pemahaman yang baik dan benar dalam berlalu lintas,
serta sanksi-sanksi yang dikenakan bagi para pelanggarnya. Sebab, tanpa
pemahaman dan kepatuhan terhadap aturan yang ada, maka berpotensi menimbulkan
kecelakaan yang bisa menimbulkan korban jiwa. Selain itu, ‘kaum emak’
juga perlu diberikan pengarahan yang baik tentang berkendara, sebab selama ini
ibu-ibu tersebut kerap meresahkan pengguna jalan lain ketika mereka berkendara.
Celetukannya begini, “Sen lampu kanan, tapi belok kiri!”. Itulah fenomena ‘kaum
emak-emak’ kita dalam berkendara yang harus disikapi secara serius,
sehingga tidak lagi terulang kejadian yang sama. Berbahaya!
Optimisme
Medan Tertib Lalu Lintas
http://analisadaily.com |
Tetapi
menjadikan Medan menjadi kota yang tertib berlalu lintas bukanlah sebuah mimpi.
Bukan pula sebuah utopia, apalagi sebuah gurauan belaka. Melainkan, hal
tersebut dapat benar-benar terwujud asalkan kita mau bersama-sama bekerja untuk
itu. Kesadaran masyarakat Kota Medan harus ditingkatkan dalam rangka menaati
peraturan lalu lintas. Kesadaran yang terbentuk bukan karena ketakutan akan
hukuman, akan tetapi kesadaran yang dilandasi oleh pemahaman akan pentingnya
menaati peraturan yang ada. Mari memupuk kesadaran pada diri kita
masing-masing!
Anggapan
keliru yang berkembang ditengah masyarakat kita, bahwa hukum itu dibuat untuk
dilanggar harus benar-benar dienyahkan. Begitupula halnya dengan sikap
egoisitas berkendara yang harus dibuang jauh-jauh. Bagaimanapun jua, peraturan
lalu lintas dibuat untuk ditaati, bukan untuk dilanggar. Demi keselamatan
masyarakatnya dalam berkendara, dan tentu demi terwujudnya Kota Medan yang menginspirasi
Indonesia. Tidak hanya dengan kulinernya, tetapi juga dari warganya yang tertib
berlalu lintas.
Salam lalu
lintas!
Semoga
selamat sampai tujuan :)
#Astra60Medan #Inspirasi60TahunAstra
*Penulis
adalah Mahasiswa Program Magister Ilmu Komunikasi USU
Komentar
Posting Komentar