NASKAH DAN TOKOH DALAM FILM
http://www.kreatifproduction.com |
Naskah
Naskah adalah inti dari sebuah film, sehingga ia harus matang
keberadaannya. Sedangkan yang lainnya merupakan proses pendukung untuk
memaksimalkan hasil cerita. Naskah dan proses pendukung lainnya dalam
perjalanannya merupakan suatu proses yang berjalin kelindan. Cerita atau naskah
dapat disebut pula sebagai ruh suatu film. Tanpa ruh apalah arti keberadaan
suatu jiwa?
Sekurang-kurangnya dalam suatu naskah, ia menghendaki adanya Character-Driven
ataupun Plot-Driven. Dalam suatu naskah yang menerapkan Character-Driven,
maka penokohan dalam suatu cerita akan tampak sangat kuat. Untuk itu ia
perlu digambarkan secara utuh dan menyeluruh. Setelah itu biarkan ia menentukan
sendiri arah plotnya. Sedangkan, Plot-Driven secara pribadi lebih saya
sukai, karena disini penulis bisa fokus untuk menentukan alur ceritanya. Tapi
dalam praktiknya, ada juga yang menerapkan kedua-duanya sekaligus. Penulisan
naskah film ataupun script juga tidak membutuhkan penjelasan yang
bertele-tele. Script hanya membutuhkan inti cerita, to the point,
sehingga dapat memudahkan crew film untuk melakukan eksekusi di
lapangan. Lagipun, tidak semua orang menyenangi membaca deskripsi yang
panjang-panjang.
Setelah itu, baru seorang penulis naskah dapat menentukan sudut
pandang apakah yang ingin ia pakai. Sudut pandang orang pertamakah “Aku”
ataupun sudut pandang orang ketiga “Dia”. Dalam pengambilan sudut padang
penceritaan dapat dikatakan hampir mirip dengan novel. Selanjutnya adalah
ketegangan dalam cerita. Ada konflik yang ditawarkan kepada penontonnya, dan
ada masalah yang harus dipecahkan oleh si tokoh utamanya. Musabab konflik lah
yang menjadi daya tarik tersendiri dan ampuh menghanyutkan penonton untuk mau
menonton film kita. Masalah konflik sendiri pernah saya singgung sebelumnya di
blog saya khairullahbinmustafa.blogspot.com secara ringkas, berjudul “Film Itu
Butuh Konflik”.
http://2.bp.blogspot.com |
Tokoh
Ciptakan tokoh-tokoh yang menarik untuk diikuti jalan hidupnya
hingga berakhir. Caranya ialah dengan menciptakan tokoh yang punya banyak
masalah dalam hidupnya. Baik itu masalah dengan dirinya sendiri ataupun masalah
dengan lingkungan di sekitarnya. Film “Naruto” adalah contoh terbaik untuk ini,
dimana Naruto digambarkan sebagai sosok yang dibenci, tapi sekaligus juga
dicintai oleh penduduk di desanya. Sekaligus inilah masalah yang ingin
dipecahkan oleh seorang Naruto dalam hidupnya. Selain itu, buatlah identitas
yang lengkap tentang diri si tokoh dan masa lalunya, tujuan, masalah, serta
akhir ceritanya. Hal ini sekaligus guna meminimalisir munculnya
pertanyaan-pertanyaan kritis dan menohok dari para penonton film kita, serta
memudahkan crew untuk mencari talet (pemeran).
Secara tidak langsung, sang pengarang karakter “Naruto” Masashi
Kishimoto berhasil menanamkan nilai-nilai yang membuat tokoh Naruto dicintai
oleh penontonnya. Salah satu nilai tersebut ialah Naruto yang digambarkan
sangat menyayangi teman-temannya, dan mau berjuang untuk itu. Perlu dipahami
bahwa karakter tokoh yang kuat, pasti bakal terus menancap kuat di benak para
penontonnya.
Terakhir, saya menyadari bahwa teori-teori yang telah dipaparkan
tidaklah semudah praktiknya. Ada teknis-teknis tertentu dalam menulis script,
sehingga terkadang membuat orang menjadi malas untuk menuliskan ceritanya yang
mungkin saja menarik. Ya, tentu membuat naskah film itu tidaklah mudah alias
sulit, tapi tentu kita bisa jika kita mau untuk mencobanya. Kata pepatah: “Where’s
a will, there’s a way!” (Dimana ada kemauan, disitu ada ajalan).
Catatan penting:
Properti dalam film ada untuk menguatkan suatu cerita
Dalam cerita sekurang-kurangnya ada tokoh protagonis (baik) dan
antagonis (jahat), serta pemain pembantu (figuran).
Buatlah film yang anti-mainstream
*Disarikan dari materi Fispro 6 Agustus 2017
Komentar
Posting Komentar