TENUN BANGSA LEWAT MEDIA

google.co.id
Media punya peranan besar dalam menjembatani perbedaan yang ada. Sebab dalam konteks komunikasi antarbudaya setidaknya media punya peran pengawasan, menjembatani, sosialisasi nilai dan menghibur. Dalam peranan pengawasan misalnya, media harus menjadi ujung tombak dalam memberitakan. Terutama terkait dengan pemberitaan seputar konflik yang memang kerap terjadi di negara kita. Informasi tersebut sedikit banyak mempengaruhi cara pandang kita terhadap budaya. Bahwa budaya dan perbedaannya itu jika tidak dikelola dengan baik dapat menyebabkan disintegrasi sosial (perpecahan). Sekaligus menjadi tolok ukur pemerintah kita dalam mengantisipasi terjadinya gesekan-gesekan antarbudaya.
Kita memang harus benar-benar belajar dari masa lalu, bahwa konflik hanya akan menyisakan sesal atas darah dan air mata yang tertumpah. Yang lebih parah lagi yaitu darah dan air mata sesama saudara kita sendiri. Hanya karena egocentrisme semata! Jangan sampai kita seperti seekor keledai, yang terperosok dua kali ke lubang yang sama. Apalagi bangsa kita sudah berumur 72 tahun, sudah tua. Sudah seharusnya bijak dalam mengelola perbedaan sebagai sebuah kekayaan bangsa.
Begitupula halnya dengan peran menjembatani, media jelas punya tanggungjawab untuk itu. Guna menghubungkan dan memberikan pemahaman lebih rinci terkait perbedaan budaya. Media dapat melakukan itu dengan cara menyebarkan pesan-pesan yang sarat perdamaian. Didalamnya para awak media juga bisa menyisipkan dampak positif yang bakal didapatkan, dari sebuah kerukunan yang terajut. Misalnya, perbedaan budaya adalah suatu hal yang niscaya dalam kehidupan bernegara dimana penduduknya plural. Jika kita mampu mengelolanya dengan baik, maka barang tentu kita telah mengangkat harkat dan martabat bangsa kita sendiri di mata dunia.
Dalam peran sosialisasinya, media punya fungsi untuk mendidik dan memperkenalkan suatu budaya kepada masyarakat berbudaya lain. Walaupun hanya selintas saja, namun setidaknya memberikan kita pengetahuan bagaimana seharusnya bersikap ketika menghadapi kondisi itu. Sehingga komunikasi benar-benar menjadi efektif, dan tidak terhalang dengan ‘perbedaan-perbedaan’ yang ada. Meskipun media bukanlah basis pendidikan anak yang pertama. Namun, media punya peranan besar dalam melengkapi proses inkutulasi yang telah tertanam pada diri manusia tersebut. 
Bahwa budaya bukan hanya soal ‘kita’, tapi juga soal menerima ‘mereka’. Bahwa ‘kita’ dan ‘mereka’ adalah satu dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Sedangkan, peran media sebagai penghibur tidaklah perlu dijelaskan lagi, sebab semua orang pastinya sudah mafhum dengan keberadaannya. Semoga dengan tulisan singkat ini, media kita semakin tergugah untuk menyuarakan perdamaian, dan mari merajut kembali tenun kebangsaan kita yang sempat terkoyak. Semoga Tuhan senantiasa menjaga stabilitas negara yang kita cintai ini. Amin.

Komentar

Postingan Populer