ASMARA SUBUH SUATU FENOMENA

Sumber : https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh0kWOW421PmsYNQaFyTR7gcpig0XASg7XJ18Ercmu6S6HWpgRHfRJmTbKfBZyucwsarmamOPFFOQ8I3wxUgz5wTpRKwshu-0E7caUkWwfyIho0v5jB2fcBMElC2SuoffGAEK1WSLuxeuo/s1600/1343573320586163153.jpg
Entah darimana datangnya dalil yang membolehkan fenomena asmara subuh di Indonesia, terkhusus saat bulan ramadhan tiba. Sampai sekarang saya pribadi belum pernah mendapati ayat ataupun nash yang menegaskan terkait hal itu. Malah yang saya pahami ialah asmara subuh itu semacam olahraga pasca melaksanakan ibadah shalat subuh berjamaah di mesjid. Ya, yang namanya olahraga boleh-boleh saja. Bisa dengan berjalan kaki ataupun bersepeda, guna melancarkan aliran darah sembari menikmati ketenangan alam di pagi hari. Tentu hal semacam ini positif dan dianjurkan oleh baginda nabi, tapi belakangan ujung-ujungnya kok berbau maksiat ya? Mungkin juga karena namanya “Asmara”, pasti konotasinya menjadi tidak baik. Apalagi, jika hal tersebut dilakukan oleh mereka yang belum diikat oleh hubungan sah suami istri. Atau karena jalan-jalan yang disesaki oleh remaja yang berpasang-pasangan. Lengkap dengan kopiah dan sarung yang dililitkan ke leher atau mukena bagi perempuan yang digantungkan di tengkuk. Identitas yang mereka pakai itu Islam, tapi kegiatan mereka justru merusak citra Islam itu sendiri.

Bermula dari niat untuk berolahraga dan menjaga kebugaran tubuh agar tetap fit di bulan puasa. Kegiatan asmara subuh malah melenceng jauh menjadi ajang cuci mata, bertemu dan berduaan dengan si dia, kencan dengan berkeliling menggunakan sepeda motor, dan bagi yang jomblo saatnya mencari gebetan. Astaghfirullah al adzim! Lantas kalau begitu, apa bedanya subuh di bulan ramadhan dengan malam mingguan? Sungguh timpang dengan amalan yang seharusnya dilakukan di bulan ramadhan. Misalnya seperti mendengarkan kuliah subuh, ber’tikaf sembari berdzikir di dalam mesjid sebagaimana dilakukan oleh baginda nabi, atau mengisi buku amaliyah ramadhan.

Selain itu, kegiatan semacam ini juga membatalkan pahala puasa seiring dengan banyaknya godaan maksiat, karena pada umumnya dilakukan oleh masyarakat yang bukan muhrimnya dan mengarah pada perbuatan zina. Belum lagi dengan kondisi pakaian perempuan yang tidak mengenakan jilbab, bercelana pendek, ketat dan baju-baju lainnya yang sekiranya mengumbar aurat dan mengundang syahwat lelaki. Intinya lebih banyak dampak negatifnya ketimbang positifnya. Jikalau sudah seperti ini, dan kita ikut menjadi bagian dari orang-orang yang menjalankannya. Maka pertanyaannya, “Masih pantaskah kita termasuk orang-orang yang mendapatkan gelar la’allakum tattaqun (insan yang bertaqwa) di penghujung puasa nanti?” Allah SWT berfirman: “Dan janganlah kamu mendekati zina, karena sesungguhnya zina adalah perbuatan yang tercela dan jalan yang buruk” (QS. Al-Isra’ (17): 3). Mendekatinya saja dilarang, apalagi melakukannya. Na’udzubillah tsumma na’udzubillah!

Musabab kegiatannya yang sudah menjalar dimana-mana, meresahkan sekaligus mengganggu ketenangan orang yang berpuasa, lantaran ikut menodai kesucian ramadhan karena bertentangan dengan ajaran agama Islam. Maka, perlu ditindak dan ditertibkan. Meskipun tentu sangat sulit untuk memberikan pemaham kepada para remaja yang sedang syur-syurnya dalam hal memadu kasih. Ulama, sekolah, masyarakat, keluarga dan terkhusus para orangtua juga harus tanggap mengawasi remajanya dari tradisi jahiliyah ini. Mari sama-sama menjaga kesucian bulan ramadhan ini, terutama kaum muda-mudi kita yang ditaksir berumur antara belasan hingga 20 tahunan itu untuk dibimbing ke arah yang lebih positif. Bisa lewat kegiatan-kegiatan yang lebih bermanfaat dalam mengisi bulan suci ramadhan. Insya Allah. Last but not least, ramadhan adalah bulan yang sangat istimewa. Maka, sudah sepantasnya kaum muslimin berlomba-lomba dalam meraih pahala (fastabiqul khairat). Semoga puasa kali ini tidak hanya mendidik kita secara akademis, tetapi juga secara agama dan moral yang juga sama pentingnya dalam menjadikan negeri kita ini lebih baik. Amin ya Rabb...

Komentar

Postingan Populer