HUTAN ITU INDONESIA!
“Hutan elemen
yang paling penting....tanah tanpa air akan menjadi gersang.....bumi tanpa
hutan bak manusia tanpa kehidupan.....bersatu untuk bumi manusia!”.
Ya, Hutan
Indonesia merupakan anugerah dan amanah Tuhan Yang Maha Esa, berupa sumber
kekyaan alam yang serbaguna sebagai sistem peyangga kehidupan dan manifestasi
dari sifat Tuhan yang Maha Pemurah dan Maha Pengasih. Hanya saja, fungsi dan
manfaat hutan sebagai anugerah Tuhan memiliki keterbatasan. Oleh karena itu, manusia
perlu pintar-pintar dalam memanfaatkannya dan tidak serakah. Apalagi, melakukan
suatu upaya yang destruktif dan menghancurkan keberadaan hutan tersebut. Salah satunya
ialah hanya memandang hutan sebagai sektoral industri semata.
Dalam acara
bertajuk Hari Hutan Indonesia, yang dilaksanakan pada Sabtu, 13 Mei 2017, dan
bertempat di Lapangan Ahmad Yani, Medan itu menampilkan beragam acara seru
seperti bazaar olahan makanan dan kerajinan dari hasil hutan, talkshow,
band lokal, tari daerah dan green art performance
serta Deklarasi Hari Hutan Indonesia yang dibacakan oleh tiap-tiap perwakilan daerah
di Indonesia, juga komunitas-komunitas pemuda seperti Medan Berkebun dengan
jargonnya “Heta Markobun Lae”, PMI, PMR dan UKM Fotografi USU, serta
komunitas-komunitas lainnya.
Acara tersebut
dimulai dari pukul 01.00 – sampai dengan
selesai. Menariknya lagi semuanya free alias gratis tis tis! Sayang,
acara semacam ini masih saja kurang peminatnya. Padahal, acara seperti ini
perlu untuk terus digalakkan sebagai bentuk rasa syukur manusia atas anugerah
kekayaan, keanekaragaman hayati untuk terus kita pelajari dan lestarikan sesuai
dengan pesan leluhur kita. Acara ini diselenggarakan atas kerja sama Koalisi
Pemuda Hijau Indonesia (Kophi) Sumut dan berbagai pihak lainnya yang peduli
akan kelestarian hutan dan lingkungan di Indonesia.
Hutan Kantong
Oksigen, Bukan Kantong Uang!
Hutan di
Indonesia berjenis hutan hujan tropis terbesar ke-3 di dunia, dan terkenal
dengan keanekaragaman hayatinya. Sayang, hutan sebagai paru-paru dunia tersebut
di Indonesia, banyak terdegradasi oleh karena nafsu segolongan pihak untuk
mendulang profit semata. Contohnya seperti menebang pohon secara membabibuta,
tanpa adanya upaya reboisasi atau penanaman secara berkelanjutan. Sehingga menurut
aktivis lingkungan, Abed Nego Togatorop, hutan harus senantiasa dilindungi,
terutama oleh para generasi muda yang selama ini cenderung apatis terhadap isu-isu
lingkungan. “Kita harus lebih aware terhadap lingkungan,” himbaunya.
Sedangkan Pakar Lingkungan USU, Ir. Jaya
Arjuna, menambahkan, tidak banyak orang yang cinta lingkungannya sendiri, sehingga
hutan pun semakin rusak. “Padahal, kita baru berhenti bicara lingkungan kalau
sudah mati,” katanya. Selain itu, Jaya banyak menjelaskan tentang keberadaan
hutan kini, yang tidak lagi menjadi milik masyarakat Indonesia sepenuhnya,
melainkan telah beralih fungsi sebagai lahan untuk mengeruk keuntungan bagi
sebahagian pihak, seperti perusahaan, swasta maupun pejabat pemerintah. Salah
satu contohnya ialah gencarnya hutan sekarang dialih fungsikan sebagai lahan
sawit sampai berhektar-hektar luasnya. Untuk itu, Jaya mengajak seluruh pemuda,
pejabat sekalipun perusak lingkungan untuk bersatu merubah pola pikirnya, bahwa
masalah hutan adalah masalah kita bersama yang tidak akan ada habisnya,
sehingga harus kita selesaikan dan rawat secara bersama-sama.
Acara ini
menyadarkan kita kembali, bahwa setiap pemuda wajib peduli akan nasib
lingkungannya. Salah satu caranya ialah dengan turut berpartisipasi dalam
menuangkan gagasan dan pikiran untuk bumi kita yang lebih baik, bukan sekedar
wacana, melainkan lewat aksi-aksi nyata! KAMI BERAKSI, SELAMATKAN HUTAN, SALAM
LESTARI, HUTAN ITU INDONESIA!
Komentar
Posting Komentar