MENYAMBUT BULAN SUCI RAMADHAN


Jika tidak ada halangan, esok kita bakal menyambut kembali bulan suci ramadhan. Bulan yang terkandung didalamnya perintah berpuasa, untuk menahan nafsu dahaga dan lapar serta segala sesuatu yang membatalkannya mulai dari terbitnya fajar sampai tenggelamnya matahari. Bulan yang didalamnya terdapat shalat sunnah berjama’ah yang hanya terkhusus pada bulan itu seperti shalat tarawih. Ada banyak lagi amalan lain yang dapat diterapkan di bulan ini seperti tadarus, shalat malam lailatul qadar yang pahalanya seperti shalat selama seribu bulan. Sebab, lailatul qadar merupakan malam diturunkannya al-Qur’an dan ramadhan adalah bulannya. Ramadhan sebagaimana yang telah diketahui memiliki 3 fase seperti fase rahmah (pengasih), maghfirah (ampunan) dan ihtqum minan nar (dijauhkan dari siksa api neraka). Oleh karena itulah, bulan ramadhan memiliki ciri khas tersendiri yang menambat hati setiap muslim dunia untuk menunaikannya.

Perintah berpuasa terdapat pada surah al-Baqarah ayat 183 yang berbunyi: “Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa”. Dari bunyi ayat diatas setidaknya kita dapat memilahnya kedalam tiga bagian. Pertama kata “Wahai orang-orang yang beriman!” menujukkan kalimat present tense yaitu sekarang. Perintah berpuasa ditujukan khusus kepada orang-orang yang beriman kepada Allah dan kepada Rasul-Nya. Perintah berpuasa diwajibkan kepada muslim laki-laki dan perempuan yang telah balig serta berakal untuk mengerjakannya. Perintah berpuasa wajib hukumnya bagi mereka yang mengamini enam rukun iman dan lima rukun islam. Kedua kata “Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu” merujuk kepada kalimat past tense ataupun peristiwa yang lampau. Allah memerintahkan kita untuk banyak belajar dari puasa-puasa orang terdahulu. Yang berpuasa tiada lain hanya menahan lapar dan haus saja. Dari pengalaman orang-orang terdahulu kita dapat mengambil pelajaran untuk tidak menyianyiakan puasa kita kali ini.

Ketiga kata “...agar kamu bertaqwa” menunjukkan kata future tense ataupun tujuan yang hendak dicapai. Setiap dari muslim mendambakan rahmat berupa kelapangan hidup, kemudahan rezeki, kesehatan fisik dan rohani, pahala serta surga jika kita telah berpulang kepada-Nya. Untuk mendapatkan itu semua tentunya kita memerlukan jalan, dan bulan ramadhan serta amal ibadah yang terkandung didalamnya merupakan sarana guna mencapai tujuan tersebut. Manusia juga mendamba pengampunan atas dosa-dosanya yang terdahulu, baik itu merupakan dosa kecil maupun dosa besar. Allah akan senantiasa mengampuninya asalkan kita mau bertobat, menyesali dan membenci untuk mengulangi dosa-dosa tersebut. Alhasil, Allah akan melihat perjuangan hambanya dalam bulan yang membakar dosa ini. Apakah hambanya sanggup atau hanya sekedar menahan lapar dan dahaga semata? Mari kita menyambut bulan suci ramadhan dengan penuh sukacita! :)

Komentar

Postingan Populer