CINTA KALA ITU

Aku jatuh cinta padamu di usiaku yang tidak seharusnya jatuh cinta. Saat aku masih bau kencur dan masih bau minyak kayu putih, yang digosokkan ibu jika perutku sakit. Aku masih ingat saat itu, saat aku menciummu di dalam kelas. Menciummu tanpa ragu, dan teman-teman kita menjaga di depan kelas. Hahaha.
Aku tahu kala itu, jika ibu dan ayah tahu, pasti mereka bakal shock dan memarahiku habis-habisan. Tapi untung saja mereka tak pernah tahu. Dan tak perlu khawatir, aku tak melakukan lebih dari itu. Hanya menciummu, itupun di pipimu yang merekah merah. Karena aku tahu, lebih dari itu akan berbahaya. Hahaha.
Sekarang aku tahu, kenapa aku begitu mencintaimu. Itu karena kau mirip dr. Kang, tokoh favoritku di drama series Descedant of The Sun. Hahaha. Kau bening, sedikit merah, senyummu manis dan sedikit cuek. Aku sangat suka. Hahaha. 
Sayang, sekarang kau telah tiada. Kau sekarang tinggal bersama Tuhan dan para malaikat yang cantik sepertimu. Mulanya aku tak terima ini. Aku murka, dan mengisi masa mudaku dengan tangis, air mata dan lagu-lagu sedih. Tapi, aku sadar, aku tak boleh berlama-lama larut dalam sedihku. Aku harus bangkit untuk terus menjalani hidup, dan mengukir cita-cita.

Sebab aku masih punya orangtua untuk kubanggakan, yang selama ini telah berusaha keras untukku. Aku harus berusaha mendapatkan peruntunganku seperti seorang atlit taekwondo, yang berlatih keras mempertajam tendangannya. Begitupula dengan kerinduanku padamu yang membuncah tinggi. Aku yakin, cinta kala itu bukan untuk membunuhku dalam sepi, tetapi memberanikanku untuk keluar dari bilik kesendirianku dan menatap masa depan yang lebih pasti. Please myself. Never Give Up!

Komentar

Postingan Populer