AWASI ROHIS, PIYE?
www.facebook.com |
Saya pribadi sempat terkejut juga saat mendengar pernyataan Menteri
Agama, Lukman Hakim Saifuddin yang meminta pihak sekolah untuk mengawasi rohis.
Pertanyaan saya adalah apakah pernyataan ini serius atau sekedar guyonan
belaka? Kalaupun benar guyonan, jelas ini guyonan yang sangat tidak lucu!
Secara tidak langsung, pernyataan beliau pun mengandung unsur mencurigai rohis
sebagai embrio lahirnya terorisme. Hmmm.
Padahal, semestinya pemerintah melalui Menag harus mengapresiasi
keberadaan rohis dalam intra sekolah. Musabab didalam rohis tersebut, peserta
didiknya diajarkan untuk melakukan hal-hal yang positif dan menjadi generasi
yang Qur’ani, yang mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. Serta rohis
berperan besar dalam mengajak peserta didiknya untuk meninggalkan hal-hal yang
negatif, seperti: narkoba, tawuran, seks bebas, pornografi, LGBT dan
sebagainya. Jadi, yang dimaksud ‘mengawasi’ itu piye?
Keberadaan rohis jelas-jelas mengajak para pemuda-pemudi kita untuk
tertarik pada kajian keislaman, dan mempraktikannya dalam kehidupan
sehari-hari, seperti bergaya hidup yang Islami dan berakhlakul karimah terhadap
sesama sesuai dengan anjuran baginda nabi. Sehingga, wajar saja jika dikemudian
hari pernyataan Menag tersebut menuai kritikan dari berbagai pihak. Sungguh
tidak sesuai dengan kiprah yang selama ini diberikan oleh rohis! “Pemerintah
perlu mengapresiasi rohis dengan mengokohkan perannya, dan mensupport
aktivitasnya, bukan sebaliknya,” kata Ketua Fraksi PKS, Jazuli Juwaini
sebagaimana dikutip dari Republika.co.id.
Menag Klarifikasi Kata ‘Mengawasi Rohis’
Adapun Menag sendiri melalui akun twitternya memang telah
mengklarifikasi, bahwa yang dimaksud dengan kata ‘mengawasi rohis’ ialah
dirinya justru mengajak para Kepala Sekolah dan guru untuk memberi perhatian
agar siswa tak mendapat ceramah-ceramah yang bertentangan dengan ajaran agama.
Kalau memang demikian ya bagus, saya juga setuju. Namun, tentu alangkah lebih
baiknya tidak menggunakan kata ‘Mengawasi Rohis’, melainkan ‘Membina dan
Mengarahkan Rohis’ sehingga lebih proporsional dan mendamaikan. Jangan sampai
kata-kata ‘Mengawasi Rohis’ malah menjadikan anak-anak kita takut untuk masuk
rohis dan belajar Islam disana. Terakhir, saya setuju jika rohis terus dibina
dan diarahkan untuk mengcounter ideologi sesat para kaum radikal. Tapi saya
juga menjadi yang paling pertama tidak setuju jika rohis ‘diawasi’ lantaran
dianggap sebagai sarang terorisme! Semoga bermanfaat!
Komentar
Posting Komentar