UANG ITU MONSTER!
http://s.marketwatch.com |
1.
Papa Janji....
Uang itu adalah monster yang paling mengerikan. Gara-gara uang aku
tidak lagi menjadi diriku yang santai dan tenang dalam mengarungi kehidupan.
Gara-gara uang aku menjadi sosok yang semrawut dan awut-awutan. Hidupku
dipenuhi dengan kesibukan dan sangat jarang memiliki waktu luang untuk
keluargaku sendiri. Akhirnya, istriku pun pergi meninggalkanku lantaran aku
jarang di rumah.
Sedangkan putri kecilku kerap kudapati tengah tertidur pulas di
ranjangnya, saat aku baru pulang kerja. “Maafkan Papa ya, Nak. Papa pikir uang
bisa membeli segalanya, termasuk kebahagiaan kita. Ternyata, terlalu sibuk
mencari uang, uang dan uang hanya akan semakin memisahkan jarak keluarga kita.
Baik Papa, Kamu dan Mama sekalipun kita tinggal seatap.
Papa janji, esok Papa akan mengurangi aktivitas Papa diluar sana,
agar Papa bisa pulang lebih awal. Hingga Papa bisa menemanimu belajar,
memasakkanmu makan malam, mendongengimu kisah Cinderella, dan mengecup dahimu
sembari berkata, “Met bobo, Tuan Putri Papa....”.
2.
Bingung
Bahkan, sangking banyaknya uang yang kucari, terkadang aku bingung
sendiri bakal kupergunakan untuk apa. Padahal, sudah begitu banyak tenaga,
pikiran dan terutama pengorbanan waktu yang kuhabiskan untuk bekerja. Sayang,
yang kudapatkan dari pekerjaan selain daripada uang hanyalah lelah dan hampa.
Bukan kebahagiaan yang selama ini kudambakan.
3.
Saling Membunuh Karena Uang
Lebih buruk lagi, uang bisa membuat saudara serahim bertikai, teman
saling menjegal satu sama lain, bahkan sampai ada yang tega menumpahkan darah
sahabatnya sendiri hanya demi mendapatkan semuanya. Padahal, kita adalah
manusia, bukan komputer yang tidak memiliki hati nurani untuk saling memiliki
dan merangkul satu dengan yang lainnya. Padahal, sungguh nyawa itu lebih
berharga ketimbang seluruh harta yang ada di dunia. Percayalah!
4.
Ukuran Kesuksesan
Kau punya pendidikan tinggi, Kau punya uang yang banyak, dan Kau
pikir Kau telah sukses? Sungguh, ukuran kesuksesan adalah Kau memiliki anak,
istri dan sekeping kebahagiaan dalam berumah tangga.
5.
Pantang Menyerah
Apa yang membuat hidupmu lebih buruk dari kami, sehingga kau ingin
menyerah? Aku ingin tahu. Kau punya pekerjaan baik. punya dua tangan dan dua
kaki. Kau akan punya anak! Jadi sebelum kau meledakkan aku, jawab satu
pertanyaanku: Apa yang membuatmu menjadi pecundang dibandingkan orang lain?
Kyle, Aku harus berbuat apa? menembakmu? Aku tak mau menembakmu,
Kyle. Aku tak mau kau mati. Masih ada jalan keluar (peluang –Red). Aku tahu
itu, Kyle, lihat aku! Kau membuat kesalahan, bukan berarti hidupmu berakhir.
Kau butuh rencana, karena kau tidak berpikir jernih. –Dialog Lee Gates.
6.
Putus Asa
Kau mau membandingkan hidup sementara kau memakai setelan seharga $
1000? Upahku hanya $ 14 per jam! Kita mulai dari situ. Kau tahu dapat apa aku
dengan upah sekecil itu di New York? Hah! Tahu berapa sisanya setelah membayar
uang sewa dan tagihan?! Aku bekerja keras untuk bertahan hidup. Aku berusaha
semampuku. Dan itu sebelum aku memiliki anak. Bagaimana aku bisa menafkahinya
nanti? –Dialog Kyle.
7.
Orang Cerdas
Dari dulu kau itu pecundang. Kau duduk di ruang bawah tanah,
membaca buku semalaman. Mengira dirimu orang cerdas, tapi sebenarnya tidak! Kau
tidak cerdas! Orang cerdas adalah mereka yang mempraktikkan ilmunya demi
kemaslahatan umat manusia, bukan cuma jago beretorika!
8.
Investasi
Apapun kesalahannya, investasi apapun yang jadi kacau itu bukan
kesalahan komputer. Jelas ada campur tangan manusia. –Dialog Goodloe.
9.
Gombal
Entah apa jadinya aku tanpa dia. tapi jika dia disini sekarang, aku
takkan mengakui itu. matanya yang lembut dan jiwanya yang hangat.
10.
Demonstrasi
Kita harus tolak. Kita harus menolak bisnis mereka! kita harus
menolak bisnis mereka! mereka hanya peduli uang! Meski butuh dua tahun. Meski
butuh 20 tahun, Kami akan tetap disini. Berunjuk rasa sampai suara kami
didengar! –Moshe Mambo
Uang itu menjadi monster, saat harga dirimu telah tergadai olehnya!
*Tulisan ini terinspirasi dari Film “Money Monster” karya Jodie
Foster.
Komentar
Posting Komentar