SENGGOL SIKIT BACOK!

img.okezone.com
Saya tak pernah berani berspekulasi terlalu dini, dengan apa yang sebenarnya terjadi lewat tragedi pembacokan sadis yang menimpa Hermansyah (46) di Tol Jagorawi. Selain itu, berspekulasi terlalu dini hanya akan menambah kisruh suasana yang memang sudah sangat kisruh, sekaligus too much information (terlalu banyaknya informasi) yang membingungkan saya. Mana informasi yang benar dan mana yang hoax. Kurang lebihnya begini, saya masih menaruh kepercayaan kepada polisi sebagai sebuah institusi untuk mengusut tuntas kasus ini. Setuntas-tuntasnya dan menjawab rasa penasaran dan skeptisisme publik. Tolong jaga kepercayaan kami sebagai rakyat kepada Anda, wahai penegak hukum.
Belakangan sebagaimana diberitakan, Wakapolresta Depok AKBP Faizal Ramadhani mengatakan pihaknya telah meringkus dua orang pelaku dari lima orang tersangka pembacokan pakar telematika ITB, Hermansyah, yang juga menyatakan dugaan chat mesum Habib Rizieq Shihab dan Firzha Husein merupakan hasil rekayasa alias hoax dalam acara ILC di tvOne. Kedua pelaku bernama Edwin Hitipeuw (31) dan Lauren Paliyama (37). Mereka dibekuk petugas dini hari (Rabu, 12/7/2017) sekitar pukul 01.30 wib. Penangkapan dipimpin langsung oleh Kapolresta Depok, Kombes Herry Heryawan.
Namun, saya pribadi masih ragu, apakah benar motif pelaku membacok korban hanya karena tersenggol, emosi, cekcok mulut lalu membacok korban dengan senjata tajam hingga melukai kepala, leher dan tangan korban. Pertanyaan saya: Mengapa pelaku begitu mudahnya membawa senjata tajam itu kemana-mana? Seolah-olah telah memiliki persiapan untuk menjadikan seseorang sebagai korbannya. Saya pikir pihak kepolisian perlu untuk mengusutnya lebih dalam lagi. Bukan bermaksud menggurui, namun jangan hanya karena profesi kedua pelaku memang seorang debt collector (kerap dicitrakan garang) yang habis dugem, lantas kasus ini dianggap murni kriminal. Saya kira itu juga terlalu terburu-buru. Masih ada Iriana, saksi kunci sekaligus istri korban yang dapat dimintai keterangan, juga Hermansyah sendiri yang dikabarkan telah selesai operasi.
Jangan sampai kasus ini menjadi preseden buruk bagi kinerja Polri, dan menjadikan masyarakat terus berspekulasi liar, bahwa kasus pembacokan ini ada kaitannya dengan situasi politik terkini. Bentuk sangkaan ini jelas hanya akan semakin menyudutkan Pori sebagai institusi penegak hukum. Namun, tak perlulah sampai polisi akan mempidanakan siapa saja yang mengaitkan kasus Hermansyah dengan HRS. Saya kira polisi hanya perlu memaparkan bukti sebenar-benarnya yang didapatkan di lapangan dan meyakinkan publik. 
Yang amat disayangkan lagi dari kasus ini ialah Kapolda Metro Jaya, Irjen Pol M. Iriawan makan bersama dengan pelaku pembacokan. Terlepas itu merupakan salah satu bentuk pendekatan terhadap pelaku untuk bicara, bagi saya itu tetaplah satu tindakan yang tidak etis dilakukan oleh seorang Kapolda, karena bagaimanapun kedua pelaku pembacokan biadab itu hampir saja menghilangkan nyawa korban, jika tidak segera dilarikan ke rumah sakit oleh istrinya sendiri dengan baju penuh berlumuran darah! Terakhir, apakah kasus ‘horor’ ini murni sebuah kriminal atau ada intrik politik didalamnya? Hanya Tuhan, polisi, pelaku dan korban yang tahu. Wallahu ‘alam bish shawab.

Komentar

Postingan Populer