ROMBAK LAGI, PAK PRESIDEN?
img.okezone.com |
Judul ini saya ambil dari detik.com setelah santernya
pemberitaan mengenai isu reshuffle kabinet jilid III berembus sebelum
lebaran, dan semakin menguat setelahnya. Isu reshuffle kabinet
berjilid-jilid mulai dari jilid I tahun 2015, jilid II tahun 2016 dan baru-baru
ini jilid III kian santer terdengar. Entah apa yang sebenarnya dipikirkan oleh
rezim Jokowi ini lewat ganti-mengganti posisi menteri. Entah demi sebenar-benar
kesejahteraan rakyat,, seperti demi meningkatkan efisiensi kerja dan adanya
perbaikan kinerja pemerintahan. Salah satunya memenuhi target swasembada pangan
dalam 3 tahun pemerintahannya! Entah malah demi sebenar-benar kepentingan
politis semata. Yang dianggap kawan dibackup, yang mulai kritis ditendang
keluar. Sebagaimana yang terdapat pada Tajuk Sindo: “Tentu beberapa partai
yang tidak sejalan dengan agenda pemerintah akan menjadi sorotan, .....”.
Saya hanya berpikir, entah kapan rezim ini terakhir kali
menggembar-gemborkan anti bagi-bagi kursi dan hanya memberikannya pada
profesional saja. Hmmm, mungkin pada saat janji-janji kampanye di masa
lalu. Namun, saya bukannya apa-apa, menurut saya perombakan ini hanya akan
membuat perbaikan kinerja di berbagai sektor mandek, sebab membuat semua yang
telah dilakukan menteri tersebut harus dimulai dari awal lagi, dengan gaya serta
kepemimpinan yang berbeda. Sehingga harus beradaptasi lagi, maka saya pilkir
lanjut sajalah daripada pelayanan terhadap masyarakat malah terkorbankan.
Apalagi, sebagaimana dikutip dari Tajuk Sindo: “Menjelang berakhirnya
masa kerja kabinet pada Oktober 2019, sudah seharusnya menjadi tujuan utama
peningkatan kinerja menteri-menteri berkualits yang bisa mewujudkan cita-cita
Nawa Cita! Tentu semua berharap reshuffle tidak hanya digunakan sebagai alat
pukul partai pendukung ditengah perbedaan pendapat atas sejumlah keputusan
pemerintah”. Ya, kita berharap semoga isu reshuffle kabinet tidak
digunakan sebagai alat gertak sekaligus gebuk bagi partai-partai yang
tidak solid dan mbandel dalam hal berpendapat. Saya pikir berbeda
pendapat malah merupakan suatu hal yang niscaya dalam hal berdemokrasi, hingga
tidak perlulah sampai begitu dikhawatirkan. Dengan adanya isu reshuffle,
menteri terkait hanya akan dibuat resah dan kinerjanya pun menjadi tidak
maksimal. Biarkan mereka berkonsentrasi untuk membangun negeri ini dengan
tenang!
Semoga Tuhan melindungi presiden kami dari segala bentuk
intervensi, termasuk dari partai pengusungnya sendiri. Musabab gonta-ganti
menteri merupakan pekerjaan dan hak prerogatif presiden. Bukan malah para
sengkuninya, yang sibuk ingin menitipkan kader-kader partainya sekalipun minim
prestasi! Terakhir, jangan sampai rombak-rombakan ‘kabinet’ ini menjadi tidak
sedap lagi dipandang mata. Jadi bagaimana, “Rombak Lagi, Pak Presiden?”.
Komentar
Posting Komentar