GALERI BURUK SEPAKBOLA INDONESIA
http://bobotoh.web.id |
Alhamdulillah, Bobotoh Persib dan The Jakmania Persija telah
melakukan rekonsiliasi damai, dengan menggelar aksi 1.000 lilin di Bekasi
mengenang mendiang Ricko Andrean. Namun, tetap saja tewasnya Ricko secara
mengenaskan itu menjadi catatan buruk perjalanan sepakbola kita. Musabab, Ricko
meninggal dengan cara dikeroyok hingga tak sadarkan diri oleh oknum Bobotoh
yang dikira anggota The Jakmania (Ricko tidak mengenakan atribut Bobotoh saat
itu), saat laga Persib kontra Persija di Stadion GBLA, Bandung. Meski sempat
dilarikan ke Rumah Sakit dan mengalami perawatan intensif selama lima hari di
RS. Santo Yusuf, Bandung, nyawa Bobotoh Persib itu tidak tertolong. Ricko
mengalami gegar otak karena hantaman benda tumpul dan merenggang nyawa pada
Kamis (27/72017) lalu. Akibat kejadian tersebut, Persib pun terancam denda.
Untuk itu rivalitas sempit harus segera disingkirkan, oknum-oknum
supporter mesti dikerengkeng, dan ciptakan pertandingan panas yang fairplay.
Bukan malah panas dengan adu jotos antar supporter diatas tribun. Amat-sangat
jelek dan memalukan, dan tentu kita juga menginginkan para supporter untuk
mengganti sikap provokasi, anarki, bully, lempar botol dan penyaluran
emosi negatif lainnya itu kepada hal-hal yang berbau positif dan kreatif. Demi
nama baik liga kita yang tengah berlangsung dan juga klub kesayangan mereka
masing-masing. “Fanatisme sepakbola bukanlah ajang untuk pelampiasan emosi yang
merusak, bukan ajang untuk permusuhan, bukan tempat untuk bunuh-bunuhan. Mari
fokus pada prestasi bukan pada anarki. Mari dewasa kayak El Clasico
Spanyol: Aman, tertib. Bisa?,” kecam Walikota Bandung, Ridwan Kamil sebagaimana
dikutip dari IDN Times.
Padahal, ‘Jika ada hal yang luar biasa setelah cinta itu adalah
sepak bola’, kata Andrea Hirata. Namun bagaimana jadinya jika galeri sepakbola
kita coreng-moreng seperti ini? Padahal, dengan olahraga seperti
sepakbola pula nama bangsa ini bisa terangkat ke mata dunia. Oleh karena itu,
cukup Ricko yang menjadi korban terakhir dari ketidakharmonisan Bobotoh dan The
Jakmania. Ya, walaupun saya tahu harapan tersebut tampaknya klise, jika melihat
fanatisme buta antar fansclub kita yang kerap berakhir dengan adu jotos
dan saling lempar kaca mobil. Bahkan, Ricko bukanlah korban satu-satunya,
musabab setidaknya selama 22 tahun, tercatat ada 55 fan sepakbola Indonesia
yang tewas mengenaskan, dan diantaranya ialah korban bentrok antar kelompok
pendukung, sebagaimana yang dirilis LSM Sepakbola Save Our Soccer (SOS)
baru-baru ini.
Berikut adalah beberapa tanggapan netizen yang saya kutip
dari Line Today:
Giri I J :
“Supporter yang kerjanya bikin ricuh itu kampungan “NDESO”.
Nugrahani : “Mati
ditangan bangsa sendiri :’) Sad!
Hardi : “Jujur
aja sih mendingan gak usah ada sepakbola. Padahal sesama supporter
mah jangan gini atuh. Yang ribut tanding timnya aja, gak usah
supporter-nya.
Fuad “Aiko” Malindo: “Seriously, sepadankah kebanggaan
membela klub dengan nyawa manusia? Support klub boleh, bego
jangan.
Dione adeSyarli: Sorry to say. Bagaimana kita mau masuk liga
dunia. Kalau seperti ini?
PSSI Minim Prestasi
Oh ya, Pak Eddy pun kami harapkan untuk benar-benar fokus
memperbaiki minimnya prestasi sepakbola kita di kancah internasional, seperti AFF,
Sea Games, Asean Games, Olimpiade dan bahkan Piala Dunia. Kami harapkan
Bapak terus membina dan berhasil mencetak regenerasi atlet-atlet sepakbola kita
yang mengharu-birukan bangsa di masa kepemimpinan Bapak. Kami percaya, Bapak
benar-benar profesional dalam mengemban amanat yang diamanahkan kepada Bapak,
dan bukan malah mencari amanah yang lain. Just stay and focus on your job,
because we believe you can! Sebagaimana yang dikatakan Imam Nahrawi, Pak,
kami juga menunggu sikap kebijakan PSSI untuk menginisiasi kebijakan suporter,
isu yang sudah dihembuskan beberapa tahun lalu tetapi belum juga terlaksana.
Semoga kasus ini menjadi titik balik perdamaian antar supporter sepakbola
tanah air dalam setiap laganya. Baik tandang maupun kandang, demi sepak bola
kita yang lebih baik. Amin! “Sesuai dengan reformasi sepakbola, olahraga ini
seharusnya jadi pemersatu bukan pemecah belah. Sudahilah ini semua, mari kita islah
bersama-sama,” ujar Menpora Imam Nahrawi sebagaimana dikutip dari Kumparan.com.
#StopKekerasandalamSepakbola
#SaveOurSoccer
#BobotohBerduka
#SavePersib
Komentar
Posting Komentar