DO’A PELAJAR ETHIOPIA

Kata ayahku pagi itu, “Jangan sampai terlambat ke sekolah”. Namun aku masih berkelumun dengan selimutku dalam-dalam. Sesekali aku menguap ibarat kucing yang terserang kantuk hebat. Jika sudah seperti itu, ayahku yang berhati selembut kapas bakal berujar, “Sekolah bisa menjadikanmu dokter, dan bukan nelayan jala seperti ayahmu”.
Kalau kata-kata itu sudah keluar dari bibir tebal ayah, aku ibarat dilecut cambuk yang membangunkan aku dari kemalasan. Aku sadar jika bukan aku, siapa lagi yang mengubah hidup keluargaku yang morat-marit ini. sebab, cuma aku satu-satunya yang sekolah.
Bila aku sedang bersiap-siap ke sekolah, giliran ibuku yang memberikan petuah hangatnya, “Hati-hati di jalan ya” disambung senyum tulus ibu yang tiada kutemukan tandingannya.
Beda sekali dengan cara membangunkan tetanggaku, yang ayahnya sama-sama nelayan jala. Biasanya jika anaknya tak beranjak bangun juga, kata-kata mengerikan itu pun bakal terlontar, “Sekarang bangun! Sebelum bokongmu ayah pukul pakai pancing sampai hitam!”. Uh, mengerikan!   
Guru-guru kami di sekolah sederhana sering mengatakan pada kami. Bahwa Ethiopia berasal dari kata utopia, yang berarti dunia kita akan menjadi surga. Sekiranya bila suatu hari nanti perang telah berakhir.
Aku sering mendengar orang-orang kulit putih UNHCR, bercakap-cakap disela-sela kesibukannya mendata orang hilang. Bahwa sepanjang sejarah Afrika, bila ditemukan sesuatu yang berharga. Sejumlah besar penduduk setempat pasti bakal tewas, dan hidup dalam kungkungan penderitaan.
Mereka orang-orang kulit putih UNHCR berujar, “Dulu terjadi pada gading, karet, emas, minyak, dan kini berlian! Berlian digunakan membeli senjata, dan membiayai perang saudara!”.

Aku pun hanya bisa pasrah dan berdo’a dari relung hatiku yang terdalam, “Ya Tuhan, hindarkanlah Ethiopia dari perang, Afrika dari penderitaan, dan Sierra Leone dari perang saudara atas nama berlian. Amin...”.  

Komentar

Postingan Populer