FULL TIME HOUSE WIFE
Ibu
Reni Kristiana berumur 42 tahun. Bukan umur yang muda lagi, namun bukan berarti
tidak lagi produktif. Bahkan, ada buku khusus yang membahas hal itu yang
berjudul “Begin At 40”. Ibu Reni
tidak hanya sekedar ibu bagi anak-anaknya, tapi beliau adalah super mom.
Bukan
tidak mampu sang suami tercinta membiayai hidup ibu Reni. Namun, ibu yang
mengambil gelar S2 pada ekonomi syari’ah ini percaya bahwa seorang ibu juga
bertanggung jawab dalam putaran ekonomi keluarga. Ibu yang memiliki 2 buah hati
yang kini duduk di SMA dan SMP ini masih tetap mampu membagi waktu dengan amat
baik. Kapan mengurus anak dan kapan harus bekerja.
Banyak
usaha yang telah dilakoninya. Mulai dari membuka gerai manik-manik sampai
dengan menduduki posisi CEO di perusahaan yang didirikannya. Tidak hanya itu,
beliau juga kerap menjadi pembicara dalam seminar-seminar berorientasi ekonomi
dan bisnis. Selain itu, ibu super ini juga kerap mengisi waktu luangnya untuk
menulis di blog dan menciptakan buku.
Ibu
bersama suaminya ini bangun sekitar pukul setengah lima. Selesai melaksanakan
ibadah sholat subuh, si ibu dan si ayah menyiapkan sarapan untuk dua buah
hatinya. Tak jarang, ibu sibuk ini selalu mendidik anak-anaknya untuk berlaku
mandiri. Karena sang ibu kerap mengisi acara diluar kota.
Aku
jadi teringat ibuku, niatnya ingin menjadi guru gugur semenjak kelahiran adik
bungsuku. Namun, ibu tidak pernah menyesal. Sebab, baginya itu sudah menjadi
kodrat wanita. Sudah menjadi anugerah Allah yang memberikan kesempatan kepada
ibu untuk membesarkan anak-anaknya. Bahkan, merupakan sebuah kebanggan
tersendiri.
Kini,
ibu-ibu yang lain juga memiliki cara yang berbeda dalam membangun sebuah
mahligai keluarga. Ada yang bekerja, ada yang memilih menjadi full time house wife. Itu semua adalah
pilihan. Tidak ada yang salah. Bagiku yang salah adalah jika seorang ibu
frustasi dengan keibuannya. Seharusnya mereka bangga, karena hanya ibu yang
memiliki hati keibuan. Secara transparan menunjukkan rasa kasih sayangnya
kepada buah cintanya. Di sela kesibukkannya, seorang ibu bisa menangis terharu
melihat anaknya yang beranjak dewasa dan menjelang sukses. Namun, jangan pernah
membuat mereka menangis karena terluka hatinya. Hati mereka sangat lembut. Dan
selalu memikirkan kita setiap waktunya.[]
Komentar
Posting Komentar