MENGAPA PELAKSANAAN P4 GAGAL DI INDONESIA?
P4
adalah akronim dari Pedoman, Penghayatan dan Pengamalan Pancasila. Merupakan
salah satu produk politik yang menjadi unggulan era orde baru. Dulu, semasa
orde baru berkuasa memang telah banyak menciptakan platform politik, untuk mengawal kekuasaannya. P4 dimasukkan ke
dalam sistem pendidikan dan harus dipahami oleh setiap warga negara Indonesia.
Dapat
kita pahami bahwa orde lama tumbang dan digantikan oleh orde baru, karena orde
baru menjadi pahlawan yang membela pancasila saat G30S/PKI mencoba mengganti
ideologi negara. Kita memahami bahwa Dasar Negara Indonesia adalah Pancasila.
Dan, saat itu Soekarno memberikan angin segar kepada komunisme lewat
NASAKOM-nya (penyatuan ideologi nasionalis, agamis, dan komunis). Hingga untuk
membendung peristiwa berdarah yang membunuh enam orang jenderal dan satu perwira
tingkat satu tidak terulang lagi, Soeharto berusaha
menjabarkan Pancasila untuk dapat dijadikan Pedoman untuk penghayatan dan
pengamalannya. Dan, sebagai satu-satunya ideologi negara yang
postulat dan tak dapat diganggu gugat lagi, demi terjaganya stabilitas negara.
Sejatinya dari sisi manfaat,
sebenarnya P4 itu baik dimana intinya adanya Teposliro (Bahasa Jawa: saling tenggang rasa) dalam kita hidup
dimasyarakat. Falsafah itu sangat dalam artinya apabila kita mendalami secara
utuh. Materi Penataran P4
bukan hanya mencakup Pancasila, namun terdapat juga materi lain seperti UUD
1945, GBHN (Garis Besar Haluan Negara), Wawasan Nusantara, dan materi lain yang
berkaitan dengan kebangsaan, nasionalisme dan patriotisme. Atau sekarang lebih
dikenal dengan pendidikan budi pekerti/ Pendidikan Kewarganegaraan, atau di
zaman Jokowi saat ini seperti mulai dicanangkannya program wajib militer dan
bela negara.
Namun, dalam prakteknya ada
beberapa faktor kendala yang menjadikan pelaksanaan P4 di Indonesia menuai kegagalan,
diantaranya:
- IDEPOLEKSOBUDHANKAMNAS hanya memasukkan unsur-unsur dan kepentingan kelompok/pribadi, sehingga penyimpangan dalam penjabaran P4 tersebut.
- Soeharto dan kroninya mulai terkena kasus KKN (Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme), yang membuat rakyat tak lagi percaya dengan P4 yang dianggap sebagai alat pelanggeng kekuasaan semata.
- Munculnya wacana kritis di benak pemuda, hingga lengsernya Soeharto.
- Merebaknya isu demokrasi dimana-mana, yang menentang kebijakan-kebijakan pemerintah otoriter yang dianggap melanggengkan kekuasaannya semata. Dan, tak lagi mengindahkan penderitaan rakyat. Pun, pembangunan yang ada belakangan diketahui bersumber dari utang negara kepada IMF yang memang lintah darat.
Komentar
Posting Komentar