HARUSKAH CINTA DIPERTANYAKAN?


Setiap dari kita pasti memiliki orang yang kita cintai. Orang yang selalu kita bayangkan dalam hidup kita. Terasa lebih sempurna jika dia benar-benar menjadi bagian itu. Terlepas dari  mencinta dan tidak dicinta, cinta tetaplah cinta. Dan aku memiliki cinta yang seperti itu.
Aku tidak tahu harus melakukan apa lagi, agar dia yakin bahwa aku benar-benar mencintai dia. Sudah banyak hal yang kulakukan, namun tentu belum semuanya. Semua kulakukan berdasarkan kemampuanku. Haruskah cintaku kepadanya dipertanyakan kembali? Apakah dia masih menganggap aku bersandiwara? Dan menghempaskannya setelah mendapatkan kemanisan cinta?
Tidak semua laki-laki demikian. Namun, kebanyakan perempuan yang mengalami gejala traumatic cinta masa lalu memukul rata semua laki-laki: sama! Tentunya, para lelaki dapat memahami itu. Sebab cinta yang diberikan seorang perempuan adalah cinta yang seutuh dan seluruhnya. Penyimpangan terhadap hal demikian oleh laki-laki, menyakiti hati perempuan yang amat-sangat perasa.
Lantas?
Aku juga tidak tahu, sebab aku juga lelaki yang berkali-kali gagal mendapatkan cinta. Seharusnya pun aku ikut berjuang di barisan sakit hati. Namun, mungkin aku juga bisa belajar banyak hal dari kegagalan mencinta. Pameo berkata “Sekali dua kali gagal adalah biasa, tapi tiga gali gagal adalah kebodohan yang dipelihara!”. Hei! Thomas Alva Edison gagal ribuan kali sebelum bisa menciptakan bohlam lampu!
Pelajaran itu ialah kini perempuan lebih berhati-hati dalam memilih pasangan hidupnya. Bukan berarti perempuan itu pilih kasih. Perempuan melakukan itu semua agar anak-anak sebagai kesungguhan bukti cinta  yang dilahirkannya, kelak mendapatkan cinta yang penuh dari ayahnya yang bertanggung jawab. Perempuan yang bisa membesarkan buah hatinya dengan layak, seperti anak-anak yang lainnya. Bukan berarti perempuan sekarang materialistis, tapi bagi saya perempuan sekarang objektif. Toh, kita memang bisa hidup dengan cinta, tapi melangsungkan cinta kita tetap membutuhkan sesuap nasi.

Mungkin kemapanan yang belum kumiliki. Hingga ia masih bertanya-tanya “Haruskah cintaku dipertanyakan?” Ya, cintaku memang harus terus dipertanyakan.[]

Komentar

Postingan Populer