KUASA CINTA

Kisah ini bermula ketika Jahanara yang sudah tua menceritakan sebuah kisah kepada dua cucunya. Gulbadan dan Runayya terkesima sambil berlinang air matanya. Jahanara adalah anak dari Shah Jahan dan Mumtaz Mahal, sultan dan permaisuri kerajaan Agra yang damai antara penganut Hindu dan Islam itu. Selain melahirkan Jahanara, sang ibu yang bijak bestari itu juga melahirkan Dara, Aurangzeb, dan seluruhnya anaknya berjumlah 14 orang. Namun, ketiganya lah yang paling menorehkan sejarah darah diantara batu-batu pualam Taj Mahal yang putih.
Sang ibu yang bernama asli Arjumand itu sebenarnya tidak memimpikan Shah Jahan sebagai suaminya, tapi sang sultan lah yang begitu tergila-gila padanya. Hingga akhirnya hati Arjumand yang gadis itu luluh dan benar-benar mencintai suaminya yang manja itu. Sang ibu sangat berperan aktif dalam menentukan kebijakan sultan terhadap hukuman, tak jarang pendapat perempuan ini lebih didengarnya walau pendapat sosok dibelakang layar ini tak sehebat penasehat-penasehat penjilat.
Cerita ini sarat dengan istilah “pernikahan politis” dan disitulah cerita bermula. Saat Jahanara dinikahkan dengan Khondamir yang tidak dicintainya. Khondamir adalah seorang pengusaha pelit yang sering mengkritisi kebijakan Shah Jahan, menikahkan lelaki bengis bertubuh bengkak ini sebagai upaya kerajaan untuk mereda kisruh perpolitikan. Namun, seorang perempuan mendamba seorang suami yang menyayanginya setulus hati, bukan yang bernafsu untuk menindihnya dengan kejam serupa binatang. Pernikahan tak bisa ditolak dan hari-hari Jahanara berjalan kelam.
Selain itu Aurangzeb sangat membenci abangnya Dara yang bakal mewarisi tahta kerajaan Agra dari sang ayah. Aurangzeb yang gemar berperang dan mengayunkan pedang itu lebih senang melihat abangnya mati dan mendapatkan kekuasaan. Ia haus bahkan terhadap darah abangnya yang memang mewarisi kebijakan sang ayah yang mendamba dan menciptakan suasana damai antara dua penganut agama di Hindustan. Aurangzeb bahkan sudah menanam benih kebencian itu sejak kecil dan terus membesar. Ia sering mengutip-ngutip ayat al-Qur’an untuk membenarkan perilaku barbarnya membantai orang dan tempat penganut hindu beribadah memuja dewa-dewi. Ia menuduh seluruh keluarga yang mendukung pelantikan Dara adalah  ahli bid’ah. Dan, ia akan menghabisi semuanya, termasuk kakak perempuannya Jahanara. Padahal kakeknya terpilih menjadi sultan pertama yang muslim minoritas, namun bisa menjaga perdamaian sampai di tangan ayahnya Shah Jahan.
Semuanya semakin diperparah dengan meninggalnya ibunda tercinta. Tidak ada lagi tempat sultan berlabuh ketika Aurangzeb mulai menghancurkan kerajaan dengan tingkah pola dalam perang-perangnya yang membantai umat Hindu. Tak ada lagi tempat Jahanara menceritakan setiap malam yang harus dilalui dari suami yang biadab dan memintanya bersabar. Tak ada lagi. Yang ada hanyalah Dara yang bijak pintar namun lemah dan tak berdaya berperang. Adik-adiknya yang lain lebih memilih Aurangzeb yang semakin kuat di mata prajuritnya. Dan Jahanara harus tetap mendukung Dara sebagai putra mahkota ketimbang si bengis yang haus darah itu. Kerajaan semakin tua seiring tuanya sang ayah yang dirundung duka ditinggal kekasih yang paling disayanginya dan menunggu kematian saja.
Beruntung, Jahanara masih memiliki Nizam sang budak yang setia dan selalu siap menghunus pedang bagi mereka yang ingin melecehkan tuan putri. Ia juga punya Ladli teman setianya sekaligus pembantunya di dapur, Ladli nantinya rela menjadi gundiknya Aurangzeb demi mendapatkan bocoran-bocoran rahasia rencana busuk yang akan dilancarkan kepada Dara. Berkat info dari mata-mata yang merupakan temannya, Jahanara yang perempuan lemah berusaha menyelamatkan kerajaan dan persaudaraan Hindu-Islam. Sangat mulia meski sang teman harus berkorban banyak.
Juga nantinya Isa yang menjad kekasih rahasianya dari Khondamir bernafas busuk itu. Ia selalu meneriakkan Jahanara mandul, padahal Khondamir lah yang terlaknat dan suka bermain sundal muda! Dari Isa ia memperoleh anak yang ia namakan dengan nama ibunya: Arjumand. Bayangkan! Ia harus benar-benar menjaga rahasia ini sampai Arjumand benar-benar tahu siapa ayahnya yang sebenarrnya dan bukan Khondamir itu!
Berat perjuangan yang mereka lalui sampai Dara dan Ismail harus dipenggal sebab kalah perang meruntuhkan Aurangzeb yang semakin menjadi-jadi (perang saudara). Jahanara dan sang ayah pun langsung dikurung di istana. Tak ada istilah keluarga dalam kudeta-mengkudeta. Namun, Aurangzeb enggan menyiksa mereka secara instan, tapi menginginkan mereka mati perlahan. Ayahnya dibiarkan menengadah dari balik jendela istana, memandang kosong istrinya yang dimakamkan di bangunan megah Taj Mahal atas tangan-tangan Isa yang dicintai dan mencintai Jahanara.
Berkat cinta dan semangat mereka akhirnya Aurangzeb dapat dikalahkan. Aurangzeb semakin dibenci oleh banyak orang atas tingkah lakunya. Jahanara kabur bersama Isa dan putri semata wayangnya dan hidup bahagia. Kerajaan terpecah-pecah. Ladli meninggalkan Aurangzeb yang ternyata mencintainya dan beralih kepada pengawal Jahanara yang memang setia: Nizam. Mereka melalui hidup di masa tua mereka bersama, melepaskan jubah-jubah kebesaran namun hidup sederhana dan bahagia. Sang ayah Shah Jahan juga pergi untuk kemudian berjumpa dengan istrinya Mumtaz Mahal di surga dan di tempat perbaringan terkahir yang bersanding sempurna di bangunan megah itu. Aurangzeb terluka..
Gulbadan dan Runayya adalah dua cucu Jahanara dari putrinya jelita: Arjumand.
Note: Cinta selalu bisa mengalahkan keangkuhan, kebengisan, dan keserakahan untuk menguasai sesuatu. Yang pada akhirnya akan mati atas nama kematian..


Komentar

Postingan Populer