HANTU PHK
Jika
ada masyarakat kita yang bangga dengan kekaryawanannya, maka saya yakin bangsa
kita ini sedang sakit parah. Jika ada masyarakat kita yang bangga dengan
kepegawaiannya, maka kita benar-benar tidak belajar dari usia bangsa ini yang
sudah renta. Karena menjadi pegawai ataupun karyawan di suatu instansi rentan
di-PHK.
Instansi-instansi
pemerintahan yang dulu kita banggakan, kini berubah menjadi rumah hantu yang
sangat horor. Sewaktu-waktu hantu itu akan menakuti kita dengan gaungan PHK.
Jadi, jika sekumpulan sarjanawan-sarjanawati lulusan universitas ternama pun
nampaknya akan menangis terharu sebentar saja. Karena setelah itu mereka akan
menangis karena benar-benar ketakutan.
Jika
manusia Indonesia dididik untuk menjadi pekerja di suatu instansi pemerintahan
atau swasta, nampaknya pendidikan kita juga sudah salah kaprah. Seharusnya
manusia beserta SDM Indonesia dididik untuk menjadi manusia mandiri dan tidak
mau terus diemong. Masyarakat Indonesia sudah terlalu banyak, nampaknya program
KB pun tidak mampu menahan laju birahi bapak dan ibu untuk terus beranak (melarikan
diri dari pahitnya realitas hidup). Akhirnya, lapangan pekerjaan pun sudah
terlalu buncit.
Tidak
salah jika kita telah diterima di suatu instansi perusahaan negeri ataupun
swasta. Namun, alangkah lebih baik jika itu dijadikan batu locatan untuk di
kemudian hari. Hantu PHK kini tidak hanya mendekam di instansi-instansi,
lemahnya rupiah membuat mereka bergentayangan ke seantero nusantara gemah ripah loh jinawi. Lantas bagaimana?
Mulai
saat ini sarjanawan-sarjanawati kita haruslah merubah konsep batok kepalanya;
dari mencari pekerjaan ke membuat lapangan pekerjaan. Merubah pola pikirnya;
dari terus membanggakan SDA-nya saja. Kita tidak butuh bangga-banggaan lagi, apalagi
gengsi-gensian. Yang kita butuhkan adalah lebih banyak lapangan pekerjaan.
Sekecil apapun skala pekerjaan itu akan menjadi besar, jika dicanangkan
selayaknya membuat skripsi. Jika tidak mampu, maka lebih baik jangan mengaku
sarjana saja!
Pada
akhirnya SDA kita akan habis, punah dan hilang. Tapi, SDM seyogyanya tidaklah
demikian. Jika pemerintah dan yang diperintah mau untuk tidak lagi manja dengan
zona aman yang didapatinya, secara berlelah-lelah ataupun secara mudah. Bangsa
kita harus siaga satu, was-was. Karena instansi hebat pun kini tidak mampu lagi
menjamin kita sejahtera.[]
Komentar
Posting Komentar