ISLAM DARURAT PEMUDA!
Baru-baru ini
pemberitaan tentang ledakan bom di Kota Paris benar-benar mengusik ketenangan
umat muslim. Karena lagi-lagi stigma terorisme kembali dilayangkan kepada umat
muslim se-dunia. Lucunya setelah kejadian naas tersebut, Perancis langsung
melancarkan serangan bom balasan di basis pertahanan ISIS di Suriah.
Serangan atas nama
balas dendam tersebut mengingatkan kita kembali dengan aksi heroik Amerika yang
ingin menumpas jaringan Osama Bin Laden, al-Qaeda paska peledakan WTC 9/11.
Alhasil, Afghanistan harus rela menjadi target sasaran dengan dalih sebagai tempat
persembunyian teroris sindikat internasional itu.
Di tengah
gegap-gempitanya perkembangan Islam di dunia, ada-ada saja aksi yang menodai
agama pilihan Allah tersebut. Entah dari pihak dalam sendiri, entah dari pihak
luar seperti dideskripsikan al-Qur’an surah al-Baqarah ayat 120 tentang
karakteristik mereka. Dari internal Islam kita mengenal istilah Islam Liberal,
Syiah dan ISIS (Islamic State of Irak-Suriah), yang sebenarnya tidak
merepresentasikan Islam secara benar dan kaffah.
Islam Liberal
mencoba merekonstruksi syariat Islam dengan analogi berpikir mereka yang a la Barat dan penuh kebebasan (bahkan
keluar dari koridor yang ditetapkan al-Quran dan al-Hadits), Syiah menciptakan
al-Qur’an versi mereka dan mengutuk sahabat lain kecuali klan Ali bin Abi Thalib
dan menyebut ‘Aisyah sebagai pelacur. Sedangkan, ISIS membunuh anak-anak dan perempuan serta manula yang tidak
berdaya, seolah tidak mengindahkan tata-cara berperang yang diatur di dalam
Islam. Islam pun semakin terpuruk di mata dunia. Untuk agenda pihak luar tidak
perlu dijelaskan lagi. Mulai dari stigma terorisme, pedofillia, gender,
terbelakang, miskin, kolot dan entah isu apa lagi yang akan mereka lontarkan
kepada kita.
Berbicara dalam
konteks ke-Indonesiaan, maka Indonesia merupakan pangsa Islam terbesar di
dunia. Hal itu dapat dipahami lewat demografi
kita yang menduduki posisi 4 dunia. Hal tersebut tentu dapat menjadi kelebihan
bagi kita untuk dapat memproteksi Islam dari segala macam serangan. Dan untuk
itu, generasi muda Islam merupakan harapan yang substansial yang paling krusial
dibutuhkan dalam hal ini.
Lewat keberadaan
mesjid, badan kesejahteraan mesjid, dan remaja mesjid yang struktural dan
proporsional. Mari kita gembleng pemuda-pemuda
Islam untuk memahami Islam secara benar dan kaffah.
Perlu adanya suatu kegiatan yang dicanangkan untuk dapat menarik hati para
pemuda untuk kembali kepada basisnya, mesjid dan ikut memakmurkannya. Perlu
adanya kegiatan yang bersinergisitas dengan perkembangan zaman yang dapat
membuat pemuda mau dan berkontribusi bagi agamanya. Perlu adanya
diskusi-diskusi yang membuat mereka menjadi bagian tak terpisahkan, dan
sekaligus merasa bertanggung jawab dalam memiliki agama rahmatan lil’alamin ini.
Islam akan tetap
terjaga, jika sekiranya pemuda Islam saat ini sama seperti pemuda Kahfi yang
dulu, yang berani meneriakkan di depan hidung Raja Dikyanus yang zalim dan
sombong akan prinsip ketauhidan mereka yang tak tergoyahkan. Seperti yang
terdapat dalam Firman Allah SWT surah al-Kahfi ayat 14 berbunyi: “Dan Kami teguhkan hati mereka ketika mereka
berdiri. Lalu mereka berkata, “Tuhan kami adalah Tuhan langit dan bumi, kami
tidak menyeru tuhan selain Dia. Sungguh, kalau kami berbuat demikian, tentu
kami telah mengucapkan perkataan yang sangat jauh dari kebenaran.”
Terakhir, “Dan berpegang-teguhlah pada tali Allah yang
(diulurkan kepadamu) dan janganlah berpecah-belah” –alQur’an, 3:103.
Generasi muda harapan Islam harus kompak walau
berbeda-beda.[]
Komentar
Posting Komentar